Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, kembali mengadakan Temu Teknis Pekebun untuk memperkuat Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan di Palopo, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (03/02). Foto: Humas Ditjenbun
AGRICOM, Palopo – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, kembali mengadakan Temu Teknis Pekebun untuk memperkuat Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan di Palopo, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (03/02). Dalam acara tersebut, Mentan Amran menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat mencapai swasembada pangan, khususnya padi dan jagung, dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
“Kita juga harus mampu menekan impor dan perkuat beberapa komoditas pertanian lainnya termasuk komoditas perkebunan untuk dapat diekspor sehingga menambah devisa bagi negara.” ujar Mentan Amran, dikutip Agricom.id dari laman Kementan.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mengurangi impor dan memperkuat beberapa komoditas pertanian, termasuk komoditas perkebunan, untuk meningkatkan ekspor dan kontribusi devisa bagi negara.
Baca juga: Dirjenbun Andi Nur: Pola Kemitraan Membantu Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)
Dalam Temu Teknis ini, Kementerian Pertanian turut memberikan dukungan kepada petani untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pengembangan pertanian. Pada tahun 2024, pemerintah memberikan dukungan untuk pengembangan komoditas pertanian di Kota Palopo, termasuk Peremajaan Tanaman Kelapa sebanyak 110.000 batang, Solar Dryer sebanyak 5 unit, Kambing sebanyak 50 ekor, Ayam sebanyak 2.500 ekor, dan Benih Padi Inbrida seluas 1.000 hektar, dengan tujuan meningkatkan produksi dan produktivitas padi.
Dalam upaya pengembangan pertanian, Kementerian Pertanian juga bekerja sama dengan TNI untuk memastikan pengawasan dan pengawalan yang efektif, guna memperkuat akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas padi serta jagung, menuju terwujudnya swasembada pangan.
Mentan Amran juga meminta, agar penyuluh pertanian diharapkan mampu berperan dalam meningkatkan produktivitas padi dan jagung melalui transfer pengetahuan, keterampilan, serta pendampingan bagi petani, karena penyuluh pertanian berperan sebagai fasilitator, motivator, dan organisator bagi petani, sertaharus selalu mengikuti dan memanfaatkan teknologi agar meningkatkan efisiensi dan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas serta mampu bersaing dengan produksi negara-negara lain.
Baca juga: Sinergi Kementan – Aspekpir, Perkuat Kemitraan yang Berkelanjutan
Mentan menekankan, agar ketersediaan benih, pupuk, pemanfaatan alat dan mesin (alsintan) serta teknis budidaya perlu terus dikawal dan diperbaiki, sehingga budidaya pertanian berjalan dengan baik dan target produksi tercapai.
Pada moment ini, Mentan Amran juga menyampaikan, tantangan yang kerap dihadapi petani adalah pupuk, untuk itu Kementerian Pertanian mengambil langkah strategis dengan menggunakan KTP sebagai metode pembelian pupuk bersubsidi disamping Kartu Tani. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya berikan solusi tepat guna dalam mengatasi tantangan para petani mengakses pupuk bersubsidi.
“Saya tau keluhan petani pasti pupuk, makanya kami hadir disini, karena Bapak Presiden Jokowi sudah menyiapkan anggaran 14 triliun untuk pupuk bagi petani Indonesia. Dan saya minta Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia harus kawal benar, jangan ada yang mempermainkan. Pak Dandim dan Pak Kapolres bantu kawal ya ” ujarnya.
Pada kesempatan kuliah umum di depan 700 mahasiswa Universitas Andi Djemma di Aula Kantor Walikota Palopo, Mentan Amran juga berpesan pada mahasiswa harus punya jiwa pendekar. “Lakukan apa yang anda bisa untuk negeri ini. Jika anda bisa menanam padi, tanam langsung.” tutur Mentan Amran. (A3)