Agricom.id, JAKARTA - Untuk terus mempertahankan pasar minyak sawit mentah (CPO) di tingkat global, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) sepakat untuk tidak melakukan pungutan ekspor sawit sampai akhir tahun 2019.
Langkah ini diambil sebagai upaya dalam mempertahankan harga CPO global, yang dampaknya tentu saja secara langsung akan dirasakan petani kelapa sawit secara nasional. Apalagi harga CPO global masih tercatat berfluktuatif. Pungutan baru akan diberlakukan apabila ada kepastian harga akan naik.
Direktur BPDP-KS, Herdrajat Natawijaya mengatakan, pihaknya telah melaporkan keputusan tersebut kepada Presiden. “Kita percaya, begitu pungutan 50% tersebut dikenakan, harga akan turun. Artinya, para petani atau produsen kelapa sawit akan menerima harga lebih rendah lagi,” katanya dalam acara FGD Minyak Sawit Berkelanjutan: Diskusi Sawit Bagi Negeri Vol 4 dengan tema “Petani Butuh Keberlanjutan Harga CPO Naik” Kamis (26/9/2019) di Jakarta yang diadakan Media InfoSAWIT.
Kemungkinan besar pemberlakuan pungutan yang paling tepat, yaitu program pencampuran biodiesel 30% ke solar (B30) akan efektif berjalan pada 1 Januari 2020. Pada saat itu akan terjadi kenaikan penggunaan CPO, karena volume penggunaan CPO untuk B30 akan bertambah sekitar 3 juta ton dibandingkan saat digunakan sebagai B20.
Lebih lanjut kata Herdrajat, tidak hanya terkait pungutan sawit, program kerja yang sudah berjalan, seperti, peremajaan sawit rakyat akan terus dilakukan. Tahun ini bahkan target peremajaan sawit rakyat ditetapkan sebanyak 30 ribu hektar (ha). Cara demikian juga untuk mengamankan pasokan minyak sawit untuk kebutuhan program B30.
“Kita atur suplainya, sehingga akan berdampak kepada harga dan juga implikasinya bisa dirasakan petani dan untuk beberapa program fokus pada harga CPO. Selain itu untuk penetapan kebijakan yang tepat kami juga sedang berkonsolidasi terkait sebaran kebun petani, luasan, dan produksinya,” kata Herdrajat.
Sementara untuk dukungan perbaikan rantai pasok petani sawit rakyat/program peningkatan daya saing, BPDP-KS telah melakukan beberapa upaya, di antaranya, upaya memperbaiki harga TBS di tingkat petani. Selain dilakukan melalui upaya peningkatan CPO demand, diperlukan dukungan perbaikan rantai pasok di tingkat petani dan peningkatan daya saing pabrik kelapa sawit.
“Hal ini disebabkan karena selain harga CPO, harga TBS juga ditentukan oleh kemampuan pabrik kelapa sawit dalam melakukan pengolahan TBS menjadi CPO, serta biaya transportasi, panjangnya rantai pasok, serta pemasaran,” kata Herdrajat.
Rantai pasok TBS dari petani swadaya ke pabrik kelapa sawit umumnya cukup panjang yang melibatkan setidaknya koperasi/kelompok tani, agen besar, agen kecil, dan pemegang DO. Panjangnya rantai pasok TBS ini mengurangi keuntungan petani karena setiap titik pasok turut mengambil keuntungan dari penjualan TBS.
Hal ini juga disebabkan kurangnya fasilitas infrastruktur (sarana dan prasarana). “Oleh karena itu, salah satu program penyaluran dana BPDPKS untuk memperbaiki kesejahteraan petani adalah melalui dukungan perbaikan rantai pasok dan peningkatan daya saing pabrik kelapa sawit,” tandas Herdrajat. (A2)
Tentang Diskusi Sawit Bagi Negeri :
Diskusi Sawit Bagi Negeri merupakan diskusi interaktif para pemangku kepentingan usaha kelapa sawit secara nasional dengan menghadirkan para pembicara sebagai narasumber dari berbagai kalangan untuk memberikan gambaran utuh mengenai keberadaan minyak sawit. Diskusi ini bertujuan memberikan pemahaman yang benar mengenai keberadaan dan kontribusi minyak sawit bagi negara, sosial, dan lingkungannya.
Diskusi Sawit Bagi Negeri mendapatkan dukungan pendanaan dari BPDP Kelapa Sawit, RSPO, dan SPKS dengan mitra strategis Media InfoSAWIT dan Palm Oil Magazine. Diskusi yang merangkul para pemangku kepentingan minyak sawit, seperti pemerintah, pelaku usaha, periset, organisasi, aktivis sosial dan lingkungan, serta pihak lainnya adalah untuk membangun minyak sawit Indonesia.
Apabila membutuhkan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami, Ignatius Ery Kurniawan, melalui Handpone WA : 081284832789, e-mail: sawit.magazine@gmail.com