Agricom.id, OGAN ILIR – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman melalui Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Jasa telah menggelar rapat koordinasi dalam rangka Kaji Banding Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) & Pembangkit Listrik tenaga Biomassa (PLTBm) Sekam Padi di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (23/04/2019).
Tim Kemenko Kemaritiman bersama peserta Kaji Banding melanjutkan rangkaian kegiatan dengan meninjau pelopor PLTBm, PT. Buyung Poetra Sembada (BPS) di Pemulutan, Ogan Ilir, Rabu (24/4/2019).
PT. BPS mengembangkan Pembangkit Tenaga Listrik Biomassa (PLTBm) dengan memanfaatkan limbah sekam padi dari penggilingan padi.
Kepala Bidang Sumber Daya Non-Konvensional, Kemenko Kemaritiman, Fatma Puspita Sari, yang memimpin rombongan menjelaskan bahwa sekam padi yang selama ini menjadi limbah akan sangat bermanfaat bila bisa dijadikan sebagai pembangkit listrik. "Selain untuk mencapai target bauran energi terbarukan 23%, dampak langsungnya adalah menghilangkan limbah sekam. Selama ini sekam dimusnahkan dengan cara dibakar. Kalau ribuan ton dibakar, pasti mencemari udara, belum lagi ada potensi kebakaran lahan," jelasnya dalam keterangan resmi kepada Agricom.id.
Persediaan sekam yang diperuntukan pada pembangkit listrik mencapai 100 ton per harinya. 70% untuk pembangkit dan 30% untuk dryer.
“Sistemnya begini: waste dari produksi (penggilingan padi) itu berupa sekam, sekam nanti akan ditransfer ke boiler, dari boiler, waste akan dibakar untuk memanaskan air dari pipa boiler menjadi uap. Setelah menjadi uap, akan ditransfer ke steam turbine. Steam turbine ini akan menjalankan generator, dan generator akan menghasilkan listrik dan akan dijadikan supply kembali untuk produksi atau dapat kita jual juga ke PLN,” ujar Project Manager PT. BPS, Solihin.
Lebih lanjut Solihin menambahkan bahwa kebutuhan bahan bakar pembangkit untuk satu jam mencapai 4 ton sekam padi, dan itu akan menghasilkan listrik 3 megawatt.
Duplikasi PLTBm
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, diwakili Sekretaris daerahnya, H. Herman menyambut hangat kunjungan tim ini.
“Kami sangat senang, bahwa di samping mengolah padi, limbah sekam padi ternyata dapat menghasilkan tenaga listrik. Pabrik ini, tentunya, bagi masyarakat Kabupaten Ogan Ilir sendiri bisa membuka lapangan kerja. Sebagian besar tenaga kerja di sini adalah penduduk lokal. Ini sangat membantu kami mengurangi angka kemiskinan,” jelas Sekda Herman.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dengan pengembangan PLTBm ini, selain berdampak positif bagi lingkungan, juga dapat berdampak baik bagi masyarakat sekitar, seperti, tingkat kesejahteraan masyarakat bertambah, mengurangi angka pengangguran, dan angka kriminalitas menurun.
“Harapan saya, ini dapat menjadi contoh di tempat-tempat lain, khususnya di daerah-daerah yang menjadi lumbung padi dan punya masalah dalam membersihkan sekam padi. Ogan Ilir merupakan salah satu lumbung padi di Sumatera Selatan. Kami juga bangga karena ini (PLTBm) merupakan yang pertama di Indonesia,” ujarnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir juga sudah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mencetak sawah-sawah baru.
Ada sekitar 40 ribu hektar luas lahan di Kabupaten Ogan Ilir, dan telah dicanangkan seluas 10 ribu hektar. Menteri Pertanian mengarahkan bahwa tanah-tanah yang tidak produktif akan dicetak menjadi produktif sehingga petani dapat menanam.
Pemerintah daerah Kabupaten Ogan Ilir mendukung setiap usaha yang sedang maupun akan dilakukan, misalnya, investor yang ingin masuk. “Tentunya kita beri kemudahan melalui perizinan. Penyerapan tenaga kerja, tenaga kerja lokal siap mendukung penuh,” pungkasnya.
Sementara itu Wakil Bupati Sidrap, Mahmud Yusuf mengatakan, kunjungan ini sekaligus menjadi ajang studi banding dan dianggap menjadi tugas rumah yang akan dibawa pulang ke Kabupaten Sidrap. “Semoga lima tahun yang akan datang, sudah ada pembangkit listrik lainnya di Sidrap,” harap Wabup Mahmud. (A2)