AGRICOM, JAKARTA — Musim Mas terus menunjukkan komitmennya dalam membangun industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan inklusif. Salah satu wujud nyatanya adalah dengan mendorong pekebun swadaya binaannya untuk aktif mengikuti Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) 2025 .
Program ini digagas oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, serta PT LPP Agro Nusantara sebagai lembaga pelaksana pelatihan resmi.
Pelatihan SDM PKS dirancang untuk meningkatkan kompetensi seluruh pelaku di sektor sawit, mulai dari pekebun swadaya, penyuluh pertanian, tenaga pendamping, ASN, hingga masyarakat sekitar kebun.
BACA JUGA:
- Pasar Global Sawit Menguat, Harga CPO KPBN Inacom Naik menjadi Rp14.600/Kg Pada Jumat (22/8)
- Harga Karet di SGX Sicom Jumat 22 Agustus 2025 Naik Tipis, Tertinggi Rp27.527 per Kg
Khusus di Provinsi Riau, target peserta mencapai 1.672 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 426 merupakan pekebun swadaya binaan Musim Mas—terdiri dari 274 orang di Kabupaten Rokan Hilir dan 152 orang di Rokan Hulu.
Materi Pelatihan: Dari Kepemimpinan Hingga ISPO
Selama periode Mei hingga Juli 2025, para pekebun binaan Musim Mas mendapatkan berbagai material penting yang relevan dengan kebutuhan mereka di lapangan. Beberapa di antaranya adalah:
- Kepemimpinan dan komunikasi untuk memperkuat peran pekebun sebagai penggerak komunitas.
- Manajemen administrasi dan keuangan agar usaha pengelolaan kebun lebih profesional.
- Pelatihan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) guna memperkenalkan standar sawit berkelanjutan nasional.
- Penumbuhan kebersamaan pekebun , mendorong solidaritas dan kerja sama dalam kelompok tani.
- Teknik budidaya sawit terbaik , agar hasil panen lebih berkualitas dan produktif.
Menjawab Tantangan Pekebun Swadaya
Bagi banyak pekebun swadaya, keterbatasan pengetahuan menjadi hambatan besar dalam mengelola kebun secara efektif. Sebagian besar masih mengandalkan pengalaman turun-temurun yang belum tentu sesuai dengan praktik terbaik. Akibatnya, produktivitas kebun sering kali rendah, kualitas panen tidak konsisten, dan akses ke pasar global masih terbatas.
Melalui program pelatihan ini, Musim Mas berharap para pekebun swadaya bisa lebih siap menghadapi tantangan sekaligus mendapatkan peluang lebih besar di rantai pasok sawit berkelanjutan.
BACA JUGA:
- Harga TBS Sawit Swadaya Riau Naik Rp103,93/Kg pada Periode 20–26 Agustus 2025
- Harga TBS Sawit Sumsel Sentuh Rp3.480,61/Kg di Periode II Agustus 2025
Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mengelola kebun layaknya sebuah bisnis, maka pelatihan yang relevan sangat dibutuhkan. Tidak hanya praktik budidaya berkelanjutan, tetapi juga manajemen usaha dan keuangan, hingga kepemimpinan dalam organisasi dan komunikasi. Harapannya, mereka lebih siap dalam meningkatkan produktivitas, menjaga kelestarian lingkungan, dan mencapai kesejahteraan jangka panjang.
Menurut Eddy Abdurrachman, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan, kelapa sawit bukan sekadar komoditas, melainkan sumber penghidupan jutaan keluarga dan penopang ekonomi bangsa. Meski penuh tantangan, kerja sama semua pihak menjadi kunci agar sawit Indonesia tetap berdaya saing dan berkelanjutan.
“Lewat Program Pengembangan SDM, ribuan pekebun, pendamping, guru, dan generasi muda dilatih agar lebih terampil dan mandiri. Harapannya, industri sawit tidak hanya kuat secara ekonomi, tapi juga memberi manfaat adil bagi manusia dan alam. Tahun ini, BPDP bersama dengan 18 Lembaga Pelatihan yang kompeten akan menyelenggarakan Pelatihan terhadap peserta pelatihan yang berasal dari 17 Provinsi dan 40 Kabupaten di Indonesia,” Ujar Eddy, dikutip dalam keterangan yang diterima Agricom.id, Sabtu (22/8).
Rob Nicholls, General Manager Project and Programs Musim Mas, menyampaikan apresiasinya terhadap program pelatihan ini, “Selama ini, Musim Mas telah memberikan pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) kepada pekebun swadaya sebagai bagian dari program pemberdayaan kami. Program pelatihan dari BPDP ini menjadi pelengkap yang sangat berharga karena mampu memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan pekebun secara lebih menyeluruh. Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini karena sejalan dengan misi kami dalam menciptakan rantai pasok sawit yang lebih berkelanjutan”.
Salah satu pekebun swadaya binaan Musim Mas, Kateni, sekaligus Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Negeri Seribu Kubah, Riau, yang mengikuti pelatihan, mengungkapkan manfaat nyata dari program ini “Selama ini kami telah diberikan pelatihan GAP dan didampingi untuk membentuk asosiasi oleh Musim Mas. Pelatihan SDM PKS ini sangat bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan kami, terutama tentang praktik perkebunan yang sesuai dengan standar ISPO, serta peningkatan kapasitas untuk berorganisasi. Kami berharap pelatihan seperti ini dapat terus dilakukan, sehingga semakin banyak pekebun swadaya yang lebih berkembang”.
Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen tinggi terhadap kehancuran industri kelapa sawit, Musim Mas memiliki Program Pemberdayaan Pekebun Swadaya terbesar di Indonesia. Lebih dari 47.500 pekebun swadaya di 6 provinsi telah terlibat dalam pelatihan yang disediakan, serta telah mendampingi 4.654 pekebun swadaya tersertifikasi RSPO dan 2.961 pekebun swadaya tersertifikasi ISPO. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya BPDP dan Pemerintah, Musim Mas percaya bahwa peningkatan kapasitas pekebun swadaya dapat hebat untuk menciptakan industri kelapa sawit yang lebih tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan di masa depan. (A3)