Riset BRIN Perkuat Posisi Indonesia di Garis Depan Inovasi Biodiesel Sawit

Riset BRIN Perkuat Posisi Indonesia di Garis Depan Inovasi Biodiesel Sawit
Biodiesel sawit. Foto: Istimewa

05 October 2025 , 11:30 WIB

AGRICOM, JAKARTA Indonesia kembali menunjukkan tajinya sebagai produsen biodiesel berbasis sawit. Hal ini ditegaskan Dr.Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng, peneliti Pusat Riset Teknologi Bahan Bakar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), saat sesi diskusi di 2nd Indonesia Palm Oil Research and Innovation Conference and Expo (IPORICE) 2025 .

Menurut Soni, biodiesel punya segudang keunggulan. Selain energikan terbaru, bahan bakar ini menghasilkan emisi lebih rendah, mempunyai daya pelumasan lebih baik, dan kadar sulfurnya jauh di bawah bahan bakar fosil. Namun, ia mengingatkan masih ada sejumlah aspek yang harus terus dikaji, mulai dari sifat larut (solvabilitas), higroskopis, kandungan energi, kestabilan oksidasi, hingga kemampuan biodiesel bertahan di suhu rendah.

"Produk inovasi harus lebih baik dari yang sudah ada. Bukan hanya soal kualitas, tapi juga ketersediaan dan keekonomiannya. Kita sudah punya B40 dan roadmap agar biodiesel semakin bagus. Semakin tinggi levelnya, semakin banyak pula perbaikan yang perlu dilakukan," jelas Soni.

BACA JUGA: 

- IPORICE 2025: Saat Inovasi Sawit Jadi Bahan Bakar Ekonomi dan Energi

- Produk Bersertifikasi RSPO Tampil di INACRAFT 2025

Sejak tahun 2020, Indonesia sudah melangkah lebih jauh dengan penerapan B40—campuran biodiesel 40%—yang belum dimiliki negara lain. Prestasi ini menjadikan Indonesia sebagai rujukan dunia dalam pengembangan biodiesel. Tak hanya memproduksi, BRIN juga rutin melakukan road test untuk menguji kinerja biodiesel langsung di lapangan.

Soni menyebut ada tiga faktor utama yang menentukan keberhasilan biodiesel: harga bahan baku, proses produksi, dan transportasi distribusi. Efisiensi pada aspek ketiga ini menjadi kunci agar biodiesel tetap kompetitif. Oleh karena itu, penelitian diarahkan untuk menekan biaya produksi, menyesuaikan teknologi mesin, memastikan sekaligus parameter teknis yang tepat.

“Setiap tingkat peningkatan biodiesel memerlukan penelitian komprehensif.Dari B40 ke B50, misalnya ada uji campuran baru yang harus stabil secara teknis dan efisien secara ekonomi,” tambahnya.

Pengujiannya tidak main-main. Selain di laboratorium, BRIN juga melakukan uji jalan hingga 500 km per hari. Setelah itu, mesin kendaraan dibongkar untuk memeriksa detail performa, apakah ada kerak atau masalah lainnya.

“Yang penting adalah kualitas bahan bakar sesuai standar. Bahan harus kompatibel, pencampuran akurat dan homogen, pengujian dilakukan dengan metode tersertifikasi, hingga penyimpanan dan pemantauan kualitas harus ketat,” ujarnya.

Dengan keberhasilan B40, Indonesia berhasil membuktikan diri sebagai pemimpin biodiesel global. Soni optimistis, perjalanan menuju level lebih tinggi bukan lagi mimpi.

“Kesiapan kita sudah ada. Kita sudah membuktikan mampu dengan B40, dan kita siap melangkah lebih jauh,” tutupnya. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP

Fatal error: Uncaught wfWAFStorageFileException: Unable to save temporary file for atomic writing. in /home/info2568/public_html/wp-content/plugins/wordfence/vendor/wordfence/wf-waf/src/lib/storage/file.php:34 Stack trace: #0 /home/info2568/public_html/wp-content/plugins/wordfence/vendor/wordfence/wf-waf/src/lib/storage/file.php(658): wfWAFStorageFile::atomicFilePutContents('/home/info2568/...', '<?php exit('Acc...') #1 [internal function]: wfWAFStorageFile->saveConfig('livewaf') #2 {main} thrown in /home/info2568/public_html/wp-content/plugins/wordfence/vendor/wordfence/wf-waf/src/lib/storage/file.php on line 34