Dalam Talkshow Karantina Day 2025, Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean menegaskan komitmen lembaganya mendukung pengembangan sawit berkelanjutan melalui kolaborasi riset, inovasi, dan teknologi untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional. Foto: Pertanian
AGRICOM, BOGOR – Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean, kembali menegaskan komitmen lembaganya untuk mendukung pembangunan sawit berkelanjutan—sebuah sektor yang tidak hanya berperan penting dalam perekonomian nasional, tetapi juga berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan dan energi Indonesia.
Pesan itu ia sampaikan dalam Talkshow Karantina Day 2025 bertajuk “Dari Karantina untuk Sawit Berkelanjutan: Mendukung Ketahanan Pangan dan Energi Indonesia” , yang diadakan di Jakarta, Jumat (24/10/2025) dan dibawakan oleh berbagai pemangku kepentingan.
BACA JUGA:
- Produksi Kakao Anjlok, Indonesia Masih Impor 157 Ribu Ton pada tahun 2024
- Kementan Genjot Swasembada Gula Lewat Bongkar Ratoon, Kembalikan Kejayaan Tebu di Bantul
Dalam pidatonya, Sahat mengingatkan bahwa lembaga karantina punya sejarah panjang. “Barantin sudah ada sejak tahun 1877, jadi sudah berumur 148 tahun,” ujarnya. Dulunya dibentuk untuk mengatasi wabah karat daun kopi yang menyerang perkebunan di Nusantara. Kini, diperkirakan jauh lebih luas—menjadi garda depan dalam menjaga kualitas komoditas pertanian, termasuk sawit yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
“Karantina akan selalu mendukung pengembangan sawit berkelanjutan. Namun hal ini tidak bisa dilakukan sendiri. Kita perlu memperkuat kolaborasi antara pemerintah, lembaga penelitian, akademisi, dan pelaku usaha,” tegas Sahat.
Ia menilai potensi peningkatan produktivitas sawit di Indonesia masih sangat besar. Dengan riset yang kuat dan penerapan teknologi tepat guna, produksi sawit bisa melonjak dari rata-rata 4 ton menjadi hingga 10 ton per hektar. “Kalau penelitian dan teknologi berjalan seiring, hasilnya akan luar biasa,” tambahnya.
BACA JUGA: Harga Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, Mentan Amran: Langkah Bersejarah di Era Presiden Prabowo
Sahat juga menyoroti pentingnya inovasi, seperti pengembangan varietas unggul dan pemanfaatan polinator alami untuk meningkatkan hasil panen. Menurutnya, penelitian tidak boleh berhenti menunggu kebijakan dari pemerintah pusat. “Kalau kita ingin maju bersama, ya harus bergerak bersama. Pemerintah tidak bisa jalan sendiri, kampus dan industri juga harus ikut mendorong,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, Sahat menegaskan bahwa Barantin siap berkolaborasi dengan berbagai lembaga penelitian, baik di dalam maupun luar negeri, untuk memperkuat sektor agrikultur Indonesia, terutama komoditas sawit.
Acara Talkshow Karantina Day 2025 ini sendiri merupakan bagian dari peringatan Hari Karantina Indonesia. Tak hanya menjadi forum diskusi, kegiatan ini juga diharapkan memperkuat kerja sama lintas sektor dalam membangun sistem pertanian dan energi nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
“Kami ingin semangat kolaborasi ini menjadi langkah nyata kemandirian pangan dan energi Indonesia,” pungkas Sahat penuh optimisme. (A3)