AGRICOM, JAKARTA - The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sebuah organisasi global terkemuka untuk minyak kelapa sawit berkelanjutan, telah melihat peningkatan yang signifikan dalam sertifikasi di antara petani kecil dan pabrik swadaya di Indonesia.
Permintaan dan pasokan RSPO Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) menunjukan peningkatan yang terus-menerus. Hanya dalam sepuluh bulan pertama tahun 2023 (Januari-Oktober 2023), RSPO, yang beroperasi melalui pendekatan yang didorong oleh keanggotaan sukarela, telah melihat peningkatan sebesar 19% dari anggotanya di Indonesia, yang sebagian besar dipimpin oleh NGO lingkungan, produsen barang konsumsi, dan petani kecil.
Pada tahun 2022, areal Sertifikasi RSPO Indonesia bertumbuh sebesar 4%, dan terus bertumbuh 6% lagi sejak Januari 2023 hingga September 2023, angka ini mewakili lebih dari 2,5 juta hektar lahan, termasuk lahan perkebunan dan daerah bersertifikat petani kecil mandiri (ISH). Pada tahun 2022, 25 pabrik baru juga telah disertifikasi sesuai dengan Prinsip dan Kriteria (P&C) Standar RSPO, dengan jumlah yang terus bertumbuh sebanyak 18 unit baru lagi pada kuartal ketiga di tahun 2023.
Baca juga : Menjaga Pasokan dan Harga Pangan Di Tengah Ancaman El Nino
Mahatma Windrawan Inantha, Deputi Direktur Transformasi Pasar RSPO Indonesia mengatakan, Selama bertahun-tahun, anggota RSPO telah memainkan peran fundamental dalam terus mengarahkan skala menuju tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dalam sektor minyak sawit Indonesia.
“Di Indonesia, semua tanda-tanda menunjukkan adanya industri yang siap menerima standar keberlanjutan global RSPO, yang merupakan industri kelapa sawit terbaik. Baik itu peningkatan sertifikasi di kalangan petani kecil dan pabrik atau peningkatan penyerapan lokal, remediasi, dan bahkan konservasi, kami melihat kemajuan yang menggembirakan, dan hal ini bergantung pada kekuatan kolaborasi,” kata Windrawan dikutip Agricom.id.
Menurut Sustainability Officer Asian Agri, Doris Sukanto, Petani swadaya saat ini jumlahnya kurang dari 20% dari total petani swadaya yang tersertifikasi. SMILE adalah kolaborasi multi-pemangku kepentingan yang dirancang untuk mengangkat petani sawit mandiri di Indonesia, dan mengamankan rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan, melalui sertifikasi.
“Dengan memanfaatkan pengalaman luas Asian Agri dalam kemitraan petani kecil, kami berharap dapat mendukung petani kecil mandiri yang menghadapi tantangan seperti kurangnya pengetahuan agronomi dan kurangnya akses terhadap pasar yang lebih besar. Hal ini juga merupakan bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk membantu 5.000 petani swadaya mencapai Sertifikasi RSPO pada tahun 2030,” ujar Doris.
Baca juga : Harga Referensi CPO Naik 1,11%, Ini Tarif BK & PE Periode November 2023
WWF Indonesia Sustainable Palm Oil Project Leader, Angga Prathama Putra mengungkapkan, saat ini pihaknya telah berkolaborasi dengan 1.000 petani sawit guna penerapan praktik sawit berkelanjutan, dimana sebanyak 700 petani sawit telah berhasil memperoleh sertifikat RSPO, serta telah memetakan ketelusuran untuk 247 petani dengan produksi mencapai 1.402 ton CPO. “Kami juga sedang menerima anggota baru bagi petani sawit sebanyak 490 petani,” kata Angga.
Bahkan guna meninkatkan serapan CSPO,WWF juga telah menginisiasi dengan 46 pelaku bisnis, serta diantaranya 11 pelaku berkomitmen dalam meningkatkan produksi minyak sawit berkelanjutannya. “Serta telah mengajak 3 pabrik kelapa sawit dalam upaya mengajak konsumen dalam menggunakan produk minyak sawit berkelanjutan,” tandas Angga.
Anggota RSPO, PT Bio Inti Agrindo (PT BIA), yang perkebunan dan wilayah petani plasmanya telah tersertifikasi RSPO, adalah contoh bagaimana operator kelapa sawit di Indonesia memprioritaskan pengembangan prosedur remediasi dan kompensasi untuk meningkatkan standar keberlanjutan dalam sektor ini.
Kartika Dewi, Manajer ESG, PT BIA, mengatakan, “Sebagai salah satu perkebunan pertama di Papua yang mendapatkan sertifikat RSPO, kami memiliki komitmen yang kuat terhadap program tanggung jawab lingkungan, konservasi, dan pengembangan masyarakat.”
Pada tanggal 20-22 November 2023, RSPO akan menjadi tuan rumah Konferensi Meja Bundar Tahunan tentang Minyak Sawit Berkelanjutan (RT2023) di Jakarta. Konferensi yang memperingati Hari Jadi RSPO ke-20 pada bulan April 2024 ini bertema ‘Mitra untuk 20 Tahun Berikutnya’ dan akan menampilkan tren-tren utama dan tindakan kolektif yang dapat dimanfaatkan oleh industri ini untuk lebih meningkatkan pengembangan minyak sawit berkelanjutan secara global.
Para ahli dari seluruh dunia akan berkumpul untuk membahas topik-topik yang mendesak untuk ditangani termasuk tentang ketenagakerjaan, pendanaan iklim, sistem ketertelusuran, masa depan jaminan, inklusi petani kecil, ketahanan pangan, pendekatan yurisdiksi dan masih banyak lagi. Informasi lebih lanjut tentang RT2023 tersedia di sini.