Harga Referensi Biji Kakao Menguat 12,09% di Periode Desember 2023

Harga Referensi Biji Kakao Menguat 12,09% di Periode Desember 2023
Agricom.id

04 December 2023 , 10:57 WIB

Ilustrasi biji kakao. Foto: Ist

 

AGRICOM, JAKARTA – Harga referensi biji kakao untuk periode Desember 2023 telah ditetapkan sebesar USD 3.950,62 per metrik ton, mengalami kenaikan sebesar USD 426,06 atau 12,09 persen dibanding bulan sebelumnya.

Dampak dari kenaikan ini terlihat pada peningkatan Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao pada bulan Desember 2023 menjadi USD 3.627 per metrik ton, naik USD 415 atau 12,93 persen dari periode sebelumnya.

Penting untuk dicatat bahwa peningkatan harga ini tidak berdampak pada Bea Keluar (BK) biji kakao, yang tetap sebesar 15 persen sesuai dengan ketentuan Kolom 4 Lampiran Huruf B pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK/0.10/2022 jo. Nomor 71 Tahun 2023.

Baca juga : Harga Referensi Biji Kakao Menurun Periode November 2023

Faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan Harga Referensi dan HPE biji kakao antara lain adalah meningkatnya permintaan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat, yang tidak diimbangi dengan penurunan persediaan biji kakao dari Pantai Gading dan Ghana sebagai negara produsen utama. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca buruk dan pelemahan mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap Poundsterling.

Penetapan HPE biji kakao, HPE produk kulit, dan HPE produk kayu tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1964 Tahun 2023 tentang Harga Patokan Ekspor dan Harga Referensi atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.

Baca juga : 

Di sisi lain, HPE produk kulit periode Desember 2023 tidak berubah dari bulan sebelumnya. Sedangkan HPE produk kayu periode Desember 2023 mengalami peningkatan pada beberapa jenis kayu yaitu veneer dari hutan tanaman dan kayu gergajian dengan luas penampang 1.000 mm2 s.d. 4.000 mm2 dari jenis sortimen lainnya jenis eboni dan jati.

Sedangkan HPE kayu veneer dari hutan tanaman jenis Wooden Sheet for Packing Box, kayu dalam bentuk keping atau pecahan (wood in chips or particle), serta kayu gergajian dengan luas penampang 1.000 mm2 s.d. 4.000 mm2 dari jenis meranti, merbau, rimba campuran, hutan tanaman jenis pinus dan gemelina, acasia, sengon, balsa, eucalyptus mengalami penurunan. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP