AGRICOM, MEULABOH — Di tengah fluktuasi pasar dan tekanan cuaca, para petani karet di Aceh Barat menunjukkan ketahanan luar biasa. Sejak dua pekan terakhir, harga getah karet di tingkat petani turun tajam dari Rp13.000 menjadi Rp10.000 per kilogram, Sabtu (3/5/2025). Namun, semangat mereka untuk tetap bekerja tak surut.
Ismail, salah satu pekerja di Desa Paya Lumpat, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, terlihat tetap memuat getah karet ke truk pengangkut seperti biasa. Meski pendapatan menurun, aktivitas pengumpulan getah terus berjalan, menjadi bagian dari rutinitas harian yang tidak bisa dihentikan hanya karena harga merosot.
“Kalau tidak kami angkut, siapa lagi? Harga memang turun, tapi kami masih harus hidup,” ujar Ismail singkat sambil memindahkan drum berisi getah ke atas kendaraan.
BACA JUGA:
- Harga Karet SGX Sicom Selasa 6 Mei 2025 Naik Rp 107/Kg
- Harga CPO KPBN Inacom Turun Pada Selasa 6 mei 2025, Sementara di Bursa Malaysia Naik Tipis
Para pengepul menyebut cuaca tak menentu dan lesunya permintaan global sebagai pemicu utama penurunan harga. Ketidakpastian ini membuat petani semakin terhimpit, apalagi dengan beban biaya produksi yang tetap tinggi.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani. Banyak dari mereka berharap adanya campur tangan pemerintah, baik dalam bentuk stabilisasi harga maupun pembukaan akses ke pasar-pasar alternatif.
“Kami tidak minta banyak, cukup ada jaminan harga yang layak agar kami bisa terus menoreh,” kata seorang petani lainnya.
Meski menghadapi tantangan berat, petani karet Aceh Barat tetap berjuang menjaga roda ekonomi desa tetap berputar—dengan harapan kelak harga akan kembali berpihak pada mereka. (A3)
Sumber: KBRN