AGRICOM, JAKARTA – Sebagai langkah strategis dalam menyiapkan generasi muda yang profesional dan berdaya saing di sektor kelapa sawit, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) resmi memulai rangkaian sosialisasi Program Beasiswa Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) Tahun 2025, Kamis (16/5).
Kegiatan sosialisasi ini mendapat antusiasme tinggi dengan diikuti lebih dari seribu peserta melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung di kanal YouTube Ditjen Perkebunan. Tahun ini, pemerintah menargetkan 4.000 mahasiswa baru sebagai penerima beasiswa, di samping 5.000 mahasiswa aktif yang masih melanjutkan studinya dengan dukungan program serupa.
Direktur Penyaluran Dana BPDP, Mohammad Alfansyah, menegaskan bahwa beasiswa ini merupakan bagian integral dari komitmen negara dalam meningkatkan kualitas SDM sawit nasional. “Kami tidak hanya membiayai kuliah, tetapi juga memberi pelatihan, penyuluhan, hingga pendampingan. Tujuan utamanya agar para penerima beasiswa kelak mampu menjadi pelaku utama pembangunan sawit berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya, dikutip Agricom.id dari laman Ditjenbun.
BACA JUGA: TPV Tanaman Perkebunan Resmi Lepas Enam Varietas Unggul Kelapa Sawit dan Kakao
Program ini telah menggandeng 41 perguruan tinggi mitra dari Aceh hingga Papua, dengan jenjang pendidikan mulai dari D1 hingga S1. Fasilitas yang diberikan mencakup bebas biaya pendidikan, tunjangan hidup, buku, transportasi pulang-pergi, serta biaya sertifikasi profesi.
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, menambahkan bahwa kolaborasi dengan lembaga pendidikan menjadi kunci mencetak tenaga terampil di sektor sawit. Ia mendorong dukungan aktif dari dinas pendidikan daerah dan sekolah-sekolah untuk menyebarluaskan informasi ini ke para siswa dan keluarga petani sawit.
“Beasiswa ini memiliki dasar hukum kuat yaitu Permentan Nomor 05 Tahun 2025 dan Keputusan Dirjen Perkebunan Nomor 40 Tahun 2025, serta mencakup 15 program studi lintas jenjang dan jenis perguruan tinggi, termasuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas,” jelas Ardi.
Adapun sasaran utama penerima beasiswa meliputi:
- Pekebun dan keluarganya,
- Karyawan/pekerja sawit dan keluarga,
- Pengurus kelembagaan dan asosiasi pekebun,
- Penyuluh, serta ASN yang bertugas di bidang kelapa sawit.
Syarat utama pendaftar adalah usia maksimal 23 tahun dan memiliki prestasi akademik (nilai rapor minimal 7 atau IPK minimal 2,75 untuk diploma). Untuk daerah tertentu, toleransi diberikan dengan nilai rapor minimal 6 atau IPK 2,5.
Proses seleksi mencakup tahapan administrasi, wawancara, tes akademik, dan verifikasi akhir. Alfansyah pun mengingatkan calon peserta untuk tidak menunda waktu pendaftaran dan memastikan pilihan program studi sesuai dengan minat serta kebutuhan industri.
Dengan program ini, pemerintah berharap dapat memperkuat sektor sawit melalui regenerasi petani dan tenaga ahli, sekaligus membuka peluang pendidikan tinggi bagi generasi muda dari keluarga tidak mampu yang berada di wilayah sentra sawit nasional.
Pendaftaran akan dibuka mulai 17 hingga 31 Mei 2025 melalui laman resmi: www.beasiswasdmsawit.id. (A3)