AGRICOM., JAKARTA - Sebagai bagian dari langkah strategis untuk memperkuat ketahanan dan keberlanjutan sektor perkebunan, Tim Penilai Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan secara resmi melepas enam varietas unggul dalam Sidang Pelepasan Varietas Semester I Tahun 2025 yang berlangsung selama dua hari, Rabu–Kamis (14–15 Mei 2025).
Sidang dipimpin oleh Ebi Rulianti, Direktur Perbenihan Perkebunan sekaligus Ketua TPV, bersama para anggota tim penilai. Varietas yang dilepas terdiri atas empat varietas kelapa sawit dan dua varietas kakao, hasil sinergi antara pelaku usaha perkebunan dan lembaga riset nasional.
BACA JUGA: PT RPN Bersama BPDPKS dan Ditjenbun Latih Petani Sawit Demi Tingkatkan Kompetensi Budidaya
Menurut Ebi, varietas kelapa sawit yang dilepas berasal dari dua perusahaan:
- PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) mengusulkan tiga varietas unggul yang menunjukkan ketahanan moderat terhadap penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma).
- PT Socfin Indonesia mengusulkan satu varietas dengan karakteristik produksi bunga jantan tinggi, sangat penting dalam menunjang proses penyerbukan pada kebun produksi.
Sementara itu, dua varietas kakao yang dilepas merupakan hasil kolaborasi antara PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Varietas ini memiliki potensi hasil tinggi, kadar lemak yang optimal, serta adaptasi luas terhadap berbagai kondisi agroklimat.
“Pelepasan varietas ini bukan sekadar penambahan jumlah varietas, tetapi langkah nyata dalam menjawab tantangan di lapangan, mulai dari penyakit tanaman hingga efisiensi produksi,” jelas Ebi. Ia menekankan bahwa benih unggul merupakan kunci produktivitas dan ketahanan jangka panjang, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan gangguan hama penyakit.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, turut memberikan apresiasi atas hasil sidang ini. Menurutnya, varietas yang dilepas telah melalui proses evaluasi yang ketat dan berbasis data ilmiah. “Kami berkomitmen memperkuat sistem perbenihan nasional agar petani bisa mengakses benih yang berkualitas, adaptif, dan menjawab kebutuhan nyata di lapangan,” tegasnya.
Dari sisi kebijakan makro, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut pelepasan ini sebagai tonggak penting dalam meningkatkan daya saing sektor perkebunan nasional. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini adalah buah dari kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga riset.
“Ini bukti nyata bahwa inovasi varietas bisa menjadi motor penggerak pembangunan perkebunan berkelanjutan. Kami harap varietas-varietas ini dapat diadopsi luas oleh petani dan pelaku industri guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan,” ujar Mentan. (A3)