AGRICOM, JAKARTA – Kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) di awal pekan ini Senin, 2 Juni 2025, tampaknya belum cukup menggairahkan pasar. Tercatat di Indonesia Commodity Market atau Inacom (KPBN) harga CPO naik tipis sebesar Rp16/kg dibandingkan harga Rabu pekan lalu. Kini, harga CPO berada di level Rp13.331/kg, naik dari sebelumnya Rp13.315/kg.
Namun, meski ada sinyal positif dari sisi harga, pasar masih tampak lesu. Beberapa lokasi tender justru mengalami penarikan penawaran (withdraw/WD) karena harga tawaran belum mampu mencapai harga patokan KPBN.
Contohnya, di Pelabuhan Belawan, meski harga dibuka di Rp13.331/kg, penawaran tertinggi hanya sampai di Rp13.225/kg. Hal serupa juga terjadi di Teluk Bayur, Talang Duku, hingga Kalimantan Selatan dan Pelaihari. Penawaran yang masuk umumnya jauh di bawah harga pembukaan.
BACA JUGA: Penguatan Pasar Global Dorong Harga CPO Inacom Tembus Rp13.315 per Kg, Rabu (28/5)
Hanya di Dumai yang terlihat sedikit lebih stabil, di mana harga CPO tercatat Rp13.331/kg tanpa adanya informasi WD, menunjukkan adanya kesepakatan yang tercapai.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun harga mengalami peningkatan, belum ada daya beli kuat dari pelaku pasar. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh faktor eksternal, seperti tutupnya Bursa Malaysia pada hari yang sama karena perayaan Ulang Tahun Yang di-Pertuan Agong. Libur nasional tersebut membuat aktivitas regional CPO melambat, mengurangi referensi harga global dan menahan keputusan pembelian.
Berikut ini rincian hasil tender KPBN per 2 Juni 2025 (dalam Rp/kg, belum termasuk PPN):
- Franco Belawan: Rp13.331 (WD), penawaran tertinggi Rp13.225 – SMART
- Franco Dumai: Rp13.331 – KJA
- Franco Teluk Bayur: Rp13.201 (WD), penawaran tertinggi Rp12.915 – WNI
- FOB Talang Duku: Rp13.131 (WD), penawaran tertinggi Rp13.088 – AGM
- FOB Kalsel: Rp12.931 (WD), penawaran tertinggi Rp12.050 – WNI
- Loco Pelaihari: Rp12.777 (WD), penawaran tertinggi Rp12.050 – WNI
Kondisi ini mencerminkan bahwa pasar CPO Indonesia saat ini masih cenderung berhati-hati, menanti momentum yang lebih kuat, baik dari sisi permintaan domestik maupun sentimen global. (A3)
Sumber: InfoSAWIT