Benahi Tebu, Gapai Swasembada: Mentan Amran Pacu Gula Nusantara


AGRICOM, SURABAYA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak seluruh pemangku kepentingan sektor perkebunan, khususnya tebu, untuk bergerak secara eksponensial dalam meningkatkan produksi gula nasional. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Tebu di Surabaya, Jawa Timur—provinsi penghasil tebu terbesar di Indonesia.

“Kita sudah berhasil meningkatkan stok beras dan jagung ke level tertinggi sepanjang sejarah. Sekarang giliran tebu kita benahi,” tegas Mentan Amran di Kantor PT SGN, Surabaya.

Ia memaparkan dua strategi utama pengembangan tebu: intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi mencakup perbaikan sistem irigasi, penggunaan benih unggul, pengolahan tanah yang optimal, dan penanganan serius terhadap tanaman ratoon (anakan tebu).

BACA JUGA: 

- Ini 6 Strategi Mentan Amran Capai Swasembada Gula Nasional

- Mentan Amran Cabut Izin Penjual Pupuk Bersubsidi di Atas HET

“Sekitar 86 persen ratoon sudah berumur lebih dari tiga kali tanam. Itu harus dibongkar semua dalam waktu maksimal tiga tahun,” ujat Mentan Amran, dikutip Agricom.id dari laman Kementan, Kamis (12/6).

Pemerintah juga akan mendukung intensifikasi ini dengan bantuan pupuk subsidi, peningkatan infrastruktur, dan dukungan benih berkualitas melalui kerja sama dengan BUMN seperti PTPN.

Untuk ekstensifikasi, Kementan menargetkan pembukaan lahan tebu baru seluas 200.000 hektare, sebagai bagian dari target nasional 500.000 hektare. Lahan tersebut akan dikembangkan bersama PTPN dengan dukungan anggaran Rp10–40 triliun.

“Itu target minimal. Bisa mulai tahun ini dan harus selesai paling lambat tiga tahun,” ujar Mentan.

Selain pengembangan teknis, Mentan juga menyoroti regulasi yang dinilai menghambat petani, seperti sistem akumulasi dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ia mendorong agar petani yang lancar membayar dapat mengakses kembali kredit setiap tahun tanpa terhambat akumulasi plafon.

“Kalau petani disiplin bayar, seharusnya bisa pinjam lagi tiap tahun. Bukan malah dihentikan setelah akumulasi Rp500 juta,” katanya.

Terkait kondisi terbaru, Mentan Amran mengungkapkan bahwa produksi gula nasional terus menunjukkan tren positif. Pada 2024, produksi mencapai 2,46 juta ton, meningkat 8,57 persen dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2025, produksi diperkirakan menembus 2,901 juta ton, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Produksi gula kita mendekati kebutuhan dalam negeri. Artinya, swasembada gula bukan hanya mungkin, tapi bisa dicapai lebih cepat dari target. Kita ingin swasembada untuk konsumsi dan juga industri,” tegasnya.

Saat ini, Kementerian Pertanian menargetkan swasembada gula konsumsi pada 2028 dan gula industri pada 2030. Namun, dengan tren peningkatan produksi yang konsisten, Mentan Amran optimis target tersebut bisa direalisasikan lebih cepat. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP