Agustus Panen Besar, Harga Bawang Merah Turun Bertahap


AGRICOM, JAKARTA – Awal Agustus 2025 menjadi kabar baik bagi konsumen bawang merah. Panen raya yang berlangsung di berbagai sentra utama membuat pasokan nasional terjaga dan harga di pasar mulai stabil, setelah sempat berfluktuasi dalam beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan pantauan di Pasar Induk Kramat Jati (11/8), pasokan harian mencapai 106 ton, naik signifikan dibanding sebelumnya yang hanya 80–90 ton. Kondisi ini menekan harga di pasar grosir hingga turun rata-rata Rp5.000 per kilogram. Tren penurunan juga terlihat di pasar eceran Jakarta dan sejumlah kota di Jawa.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Muh Agung Sunusi, mengonfirmasi bahwa pasokan dan harga sudah berangsur normal.

BACA JUGA: Mentan Amran: Kasus Beras Oplosan Ubah Peta Pasar, Penggilingan Kecil dan Pengecer Panen Berkah


“Selama beberapa pekan terakhir, kami memantau langsung sentra-sentra bawang merah seperti Nganjuk, Malang, Bandung, Garut, Cirebon, dan Brebes, serta berkoordinasi dengan Champion dan dinas pertanian setempat untuk menjaga produksi,” ujarnya dikutip Agricom.id dari laman Kementan, Kamis (14/8).

Menurut Agung, sempat terjadi gangguan pasokan di Sumatera akibat penurunan produksi di sentra utama Solok, Sumatera Barat. Namun, sejak pekan pertama Agustus, sejumlah daerah mulai memasuki musim panen.

Ia memaparkan, pada Agustus–September ini Nganjuk diperkirakan panen 5.000 hektare, Bima Raya (Sumbawa, Dompu, Bima) 2.000 hektare, Brebes 3.600 hektare, dan Probolinggo 700 hektare, dengan produktivitas 12–14 ton per hektare. Secara nasional, luas panen Agustus diperkirakan 13.835 hektare dan September 16.342 hektare.

“Pasokan mulai normal. Insya Allah aman dan harga terkendali,” tegasnya.

Untuk menjaga kestabilan sepanjang tahun, Ditjen Hortikultura mengandalkan strategi seperti penataan pola tanam antar-waktu dan antar-wilayah, pengembangan sentra baru di daerah defisit, kerja sama antar-daerah melalui Champion, peningkatan sarana irigasi, serta penerapan teknologi budidaya efisien dengan benih unggul dan mekanisasi.

Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia sekaligus Champion Nasional, Dian Alex Chandra, optimistis harga akan terus turun.
“Di Pasar Induk Kramat Jati, kelas tertinggi kini Rp35 ribu per kilo dari sebelumnya di atas Rp40 ribu. Di Pasar Sukomoro Nganjuk, harga mentok di Rp28 ribu,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Champion Bawang Merah Nganjuk, Akat. Menurutnya, panen raya tengah berlangsung di Rejoso, Gondang, dan Sukomoro. “Bulan ini lebih dari 5.000 hektare panen, berlanjut hingga Oktober. Pasokan melimpah akan menekan harga, tapi diharapkan tetap menguntungkan petani,” ujarnya.

Dari wilayah timur, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulawesi Selatan, M. Sirajudin, memastikan produksi dari sentra seperti Enrekang dan Bantaeng mampu memenuhi kebutuhan Sulawesi, Maluku, Papua, Kalimantan, bahkan membantu pasokan ke Jawa.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya menjaga stabilitas produksi bawang merah. Sejak 2017, Indonesia telah swasembada dan rutin mengekspor komoditas ini. Data Kementan mencatat, pada 2024 produksi mencapai 2,08 juta ton bawang merah konde basah atau setara 1,35 juta ton rogol kering panen, melampaui kebutuhan nasional 1,2 juta ton sehingga surplus 150 ribu ton per tahun. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP