AGRICOM, SUMATERA BARAT – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mendorong percepatan hilirisasi komoditas gambir di Sumatera Barat. Menurutnya, daerah ini memiliki potensi besar karena mampu memenuhi hingga 90 persen kebutuhan gambir dunia dengan tujuan ekspor utama ke India, Pakistan, Singapura, Thailand, dan Malaysia.
“Potensi Sumatera Barat luar biasa besar. Ekspor bahan baku sudah berjalan masif, khususnya untuk gambir. Oleh karena itu, kita harus masuk ke hilirisasi,” ujar Mentan Amran, Selasa (16/9/2025).
Ia menegaskan, kebijakan hilirisasi gambir sejalan dengan Arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan transformasi pertanian tradisional menjadi modern untuk memperkuat kemandirian pangan nasional.
BACA JUGA: Petani Indramayu Puji Respons Cepat Mentan Amran Tanggapi Aspirasi
"Arahan Presiden jelas, empat tahun harus swasembada, bahkan bisa dicapai dalam tiga tahun. InsyaAllah, jika tidak ada hambatan, tiga bulan ke depan kita bisa swasembada. Caranya dengan modernisasi pertanian yang intinya bermuara pada hilirisasi," jelas Amran, dikutip Agricom.id dari laman Kementan.
Menurut Mentan, hilirisasi gambir akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian Sumatera Barat. Tanaman dengan nama latin Uncaria gambir Roxb ini memiliki berbagai manfaat, mulai dari bahan baku kosmetik, tinta, produk makanan, hingga perlengkapan militer.
“Kalau kita masuk ke produksi hilir, nilainya tambah luar biasa besar. Bahkan bisa melebihi APBD Sumatera Barat,” tegasnya.
Ia menambahkan, produk turunan gambir seperti skincare dan tinta memiliki potensi pasar global yang menjanjikan. Untuk mewujudkan hal itu, Kementerian Pertanian berencana menggandeng pemerintah daerah dan mencari mitra teknologi internasional.
“Sumatera Barat punya potensi terbesar. Kami mohon dukungan bupati dan gubernur. Bahkan kami akan berangkat ke Tiongkok untuk mencari pabrik terbaik dunia agar bisa kami dirikan di Sumbar,” ujar Amran.
BACA JUGA: Setelah 35 Tahun, Petani Indramayu Nikmati Dua Kali Panen
Lebih jauh lagi, ia menilai hilirisasi gambir tidak hanya memperkuat ekspor, namun juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
“Sawit sudah ada hilirisasinya, berjalan baik, bahkan ekspornya juga meningkat. Sementara gambir belum menyentuh hilirisasi. Jika kita dorong, dampaknya langsung ke kesejahteraan petani di Sumbar,” ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi juga telah mengusulkan agar Kementerian Pertanian memperkuat hilirisasi gambir di daerahnya. Ia menekankan pentingnya intervensi pemerintah pusat, mengingat Indonesia adalah pemasok gambir terbesar di dunia.
“Saya sudah menyampaikan langsung usulan hilirisasi gambir kepada Menteri Pertanian beberapa waktu lalu,” kata Mahyeldi.
Menurutnya, sekitar 80–90 persen kebutuhan gambir dunia saat ini diekspor langsung dari Sumatera Barat. Oleh karena itu, hilirisasi menjadi langkah strategi untuk memperkuat daya saing sekaligus menyejahterakan petani di daerah tersebut. (A3)