AGRICOM, GOWA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa panen raya jagung serentak yang berlangsung di berbagai daerah pada Sabtu (27/9/2025) merupakan wujud nyata Arah Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan.
“Jagung adalah keberhasilan strategi komoditas, dan panen serentak hari ini membuktikan kita berada di jalur yang tepat menuju swasembada. Produksi jagung nasional naik 2,7 juta ton dengan nilai tambah sekitar Rp15 triliun yang langsung dinikmati petani. Padi juga meningkat tiga juta ton dengan potensi surplus empat juta ton senilai lebih dari Rp113 triliun. Ini bukti nyata kepemimpinan Presiden Prabowo yang berpihak pada petani,” ujar Mentan Amran dalam panen raya di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang digelar serentak bersama POLRI di berbagai provinsi.
BACA JUGA:
Amran menekankan, pencapaian tersebut tidak terlepas dari penyederhanaan regulasi serta dukungan penuh pemerintah terhadap petani.
"Regulasi kita permudah, sarana produksi kapas, bantuan alsintan terus diberikan. Prinsipnya jelas, selama itu menyejahterakan petani, pemerintah akan melakukan. Alhamdulillah, kita optimis swasembada tercapai lebih cepat sebagaimana Arah Presiden," tambahnya.
Pada panen kali ini, lahan seluas 1.788 hektare menghasilkan estimasi 7.153 ton jagung. Data Kementan mencatat, sepanjang Januari–Agustus 2025 produksi jagung nasional telah mencapai 11,18 juta ton. Angka ini menjadi sinyal positif bagi ketahanan pangan nasional.
Apresiasi DPR dan Dukungan POLRI
Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menilai panen raya bukan sekadar acara simbolis, melainkan langkah strategis memperkuat pangan nasional.
“Panen raya hari ini adalah bukti kerja nyata bersama. Tujuannya memastikan pangan cukup, harga stabil, dan petani semakin sejahtera. Kalau pangan tersedia, masyarakat tenang,” ungkap Titiek saat menghadiri panen raya di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.
Dukungan juga datang dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang memastikan kesiapan Polri mendukung program swasembada pangan.
"Hingga saat ini penanaman jagung sudah mencakup 483.822 hektare dari total 819.081 hektare yang tersedia, dengan target akhir satu juta hektare. Pada panen kuartal ketiga, lahan 166.512 hektare menghasilkan sekitar 751.442 ton. Khusus panen raya hari ini, dari 1.788 hektare dibatasi 7.153 ton," jelas Kapolri.
Polri juga membangun infrastruktur penyimpanan untuk menjaga stabilitas harga. "Kami siapkan 18 gudang di 12 provinsi dengan kapasitas 800.000 ton. Sebanyak 17 gudang sudah selesai, satu lagi di Papua hampir rampung. Gudang ini memastikan jagung terserap Bulog dan harga tetap stabil," tambahnya.
Kalimantan Barat Jadi Daerah Unggulan
Dalam kesempatan tersebut, potensi jagung di Kalimantan Barat juga didukung. Kapolda Kalbar melaporkan bahwa produktivitas di wilayahnya bisa mencapai 7–8 ton per hektare. Mendengar hal ini, Mentan Amran optimistis Kalbar mampu menjadi salah satu sentra jagung nasional.
“Kalau penanaman seluas 374.000 hektare bisa diwujudkan, sekali panen kerugiannya bisa mencapai Rp10,2 triliun. Harapan kita Kalbar bisa menjadi daerah unggulan, bahkan berorientasi ekspor sehingga pendapatan petani meningkat signifikan,” pungkas Amran. (A3)