Tanah Laut Bangkitkan Lahan Tidur, Kementan Genjot Program Cetak Sawah untuk Swasembada Pangan

Tanah Laut Bangkitkan Lahan Tidur, Kementan Genjot Program Cetak Sawah untuk Swasembada Pangan
Agricom.id

17 October 2025 , 17:36 WIB

Pemerintah mempercepat program cetak sawah seluas 4.056 hektar di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sebagai langkah nyata menuju swasembada pangan nasional melalui mekanisasi pertanian modern dan penguatan kelembagaan petani. Foto: Istimewa

 

AGRICOM, TANAH LAUT, KALSEL — Upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan, energi, dan udara terus dipacu. Sesuai Arahan Presiden melalui Inpres Nomor 14 Tahun 2025 , berbagai daerah dengan potensi pertanian besar kini menjadi prioritas pembangunan. Salah satunya adalah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan , yang menyimpan potensi lahan luas namun belum tergarap maksimal.

Melihat peluang besar itu, pemerintah meluncurkan program cetak sawah baru seluas 30.000 hektar di Kalimantan Selatan — dan 4.056 hektar di antaranya berada di Tanah Laut. Program ini diharapkan mampu menghidupkan kembali lahan-lahan tidur menjadi areal pertanian produktif , dengan dukungan teknologi dan mekanisasi pertanian modern .

BACA JUGA: 

- Perkuat Ekosistem Perdagangan Nasional, KPBN Gelar Tender Perdana Pasar Lelang Komoditas Kopi

- Dosen dan Mahasiswa Unimal Latih Petani Aceh Utara Meningkatkan Kualitas Bibit Kakao

Selama ini, sebagian lahan di Tanah Laut mengalami alih fungsi dan perubahan komoditas, sehingga sawah produktif terus menyusut. Saat ini, luas baku sawah di daerah tersebut tercatat 27.115 hektare , namun Indeks Pertanaman (IP) padi masih di bawah 200 . Melalui program Cetak Sawah Rakyat , pemerintah menargetkan peningkatan IP agar petani bisa menanam lebih sering dan lahan digunakan secara berkelanjutan.

Sebagai langkah nyata, Kementerian Pertanian telah menyalurkan 693 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) ke Tanah Laut. Bantuan itu meliputi traktor roda dua dan empat, traktor crawler, rice grafter, pompa air, hingga handsprayer . Kehadiran alsintan diharapkan mampu mempercepat pengolahan lahan, menghemat tenaga, serta meningkatkan efisiensi produksi.

Menurut Mulyono , Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Sesditjen PSP) yang juga Penanggung Jawab Akselerasi Swasembada Pangan di Kalimantan Selatan, mekanisasi adalah kunci utama pertanian masa depan .

“Dengan sumber daya manusia yang terbatas dan luasnya lahan di Tanah Laut, mekanisasi pertanian jadi solusi yang tidak bisa ditunda. Tanpa alsintan, mustahil kita bisa menjaga produktivitas secara berkelanjutan,” ujar Mulyono, dikutip Agricom.id dari laman Kementan, Kamis (16/10/2025).

Selain bantuan peralatan, pemerintah juga memperkuat kelembagaan petani agar pengelolaan lahan hasil cetak sawah bisa lebih efisien. Melalui wadah seperti UPJA (Unit Pelayanan Jasa Alsintan) , Gapoktan , dan Brigade Pangan , para petani didorong untuk mengelola alsintan secara kolektif, memastikan alat dapat digunakan sepanjang kelompok dan musim.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa cetak sawah dan optimalisasi lahan merupakan kunci strategi menuju swasembada pangan nasional .

“Kita ingin Indonesia kembali swasembada pangan dalam waktu dekat. Daerah harus menjadi motor penggerak. Kalau program ini berjalan bertahap selama tiga tahun, hasilnya akan berkelanjutan,” kata Amran.

Dengan kombinasi antara cetak sawah baru, mekanisasi modern, dan penguatan kelembagaan petani , Tanah Laut diharapkan menjadi model pertanian masa depan di Kalimantan Selatan — pertanian yang produktif, efisien, dan berdaya saing tinggi dalam mendukung cita-cita besar swasembada pangan Indonesia . (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP