Harga CPO KPBN Inacom dan Bursa Malaysia Turun pada Kamis (16/10)


AGRICOM, JAKARTA — Harga minyak sawit mentah (CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) kembali menunjukkan pelemahan pada Kamis (16/10/2025). Dalam perdagangan hari itu, CPO mengalami penarikan (WD) dengan penawaran tertinggi di level Rp14.533 per kilogram — turun Rp67 atau sekitar 0,46% dibandingkan harga Rabu (15/10) yang masih berada di Rp14.600/kg.

Berdasarkan data KPBN, harga CPO Franco Belawan dan Dumai dibuka di Rp14.625/kg namun tidak terjadi transaksi, dengan penawaran tertinggi mencapai Rp14.533/kg. Sementara di Teluk Bayur, harga dibuka di Rp14.495/kg dan diakhiri dengan penawaran tertinggi Rp14.403/kg. Untuk Loco Long Pinang, belum ada pembeli yang masuk dalam perdagangan hari itu.

BACA JUGA:  Harga CPO KPBN INACOM Nyaris Tak Bergerak, Sementara Bursa Malaysia Turun Empat Hari Beruntun pada Rabu (15/10)

Untuk komoditas turunan lainnya, CPKO (Crude Palm Kernel Oil) di Franco Dumai juga menarik penawaran tertinggi Rp28.375/kg dari harga pembukaan Rp28.891/kg. Sedangkan Palm Kernel (PK) di Franco Belawan masih bertahan di Rp13.305/kg.

Dari sisi global, harga minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia Derivatives Exchange juga masih tertekan. Kontrak acuan untuk pengiriman Januari 2026 turun RM13 per ton atau 0,29% menjadi RM4.499 per ton (setara US$1.064,85) pada jeda perdagangan tengah hari.

Pelemahan ini dipicu oleh dua faktor utama: menurunnya permintaan dari India dan turunnya harga minyak kedelai (minyak kedelai) di pasar internasional. Data terbaru dari Solvent Extractors' Association of India (SEA) menunjukkan, impor minyak sawit India pada bulan September merosot ke posisi terendah sejak Mei 2025, sedangkan impor minyak bumi justru melonjak tajam—mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

BACA JUGA: 

- Perkuat Ekosistem Perdagangan Nasional, KPBN Gelar Tender Perdana Pasar Lelang Komoditas Kopi

- Dari Kakao hingga Tebu, Hilirisasi di Sulsel Jadi Motor Ekonomi Baru Petani

Kondisi serupa juga terlihat di bursa Dalian, di mana harga kontrak soyoil paling aktif turun tipis 0,05% dan kontrak minyak sawit turun 0,28%. Sebaliknya, harga soyoil di Chicago Board of Trade (CBOT) justru naik 0,63%, memperlebar selisih harga dan menekan posisi CPO di Malaysia.

Pelemahan harga yang terus berlanjut membuat pelaku pasar waspada terhadap prospek ekspor CPO pada kuartal IV 2025. India, sebagai salah satu pembeli minyak sawit terbesar dari Indonesia dan Malaysia, kini memperlambat pembelian akibat harga yang belum kompetitif dan stok dalam negeri yang masih cukup tinggi.

Dengan tren ini, para analis memperkirakan harga CPO berpotensi bergerak terbatas dalam waktu dekat, sambil menunggu sinyal pemulihan permintaan global dan pergerakan harga minyak nabati pesaing di pasar dunia. (A3)

Sumber: InfoSAWIT

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP