ITS Didorong Jadi Pusat Inovasi Pertanian Nasional, Mentan Amran: “Saatnya Indonesia Mandiri Teknologi!”

ITS Didorong Jadi Pusat Inovasi Pertanian Nasional, Mentan Amran: “Saatnya Indonesia Mandiri Teknologi!”
Agricom.id

10 November 2025 , 21:54 WIB

Dalam Reuni Akbar Alumni ITS 2025 di Surabaya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menantang ITS untuk menciptakan traktor dan alat pertanian modern karya anak bangsa, menandai langkah nyata menuju kemandirian teknologi dan pertanian berkelanjutan Indonesia. Foto: Istimewa

 

AGRICOM, SURABAYA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menantang Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) untuk tampil di garis depan revolusi pertanian Indonesia. Dalam Reuni Akbar Alumni ITS 2025 bertema “Merajut Kebersamaan dan Menguatkan Kontribusi” di kampus ITS, Minggu (9/11/2025), Amran menegaskan bahwa Indonesia harus segera lepas dari ketergantungan teknologi impor dengan menciptakan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern hasil karya anak bangsa.

"Kami sudah melihat langsung karya anak bangsa di ITS—luar biasa! Ada mobil, motor, kapal selam, hingga sepeda. Ke depan, kami ingin ITS juga menciptakan traktor dan alsintan terbaik di dunia ," ujar Mentan Amran penuh semangat.

Menurut Amran, ITS memiliki potensi besar untuk mempercepat modernisasi pertanian nasional . Setiap tahun, Kementerian Pertanian mengalokasikan Rp 10–15 triliun untuk pengadaan traktor dan alsintan lainnya. Ia berharap, dana sebesar itu nantinya bisa digunakan untuk membeli produk dalam negeri yang dibuat oleh universitas dan industri nasional.

BACA JUGA: 

- Kementan Genjot Swasembada Gula dan Nilai Tambah Petani Lampung

- Kelapa Genjah Jadi Andalan Baru Bantul: Kementan Pacu Hilirisasi untuk Sejahterakan Petani

“Selama ini kita terlalu bergantung pada teknologi luar negeri. Padahal, kita punya SDM hebat seperti di ITS. Sudah saatnya Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dalam hal teknologi pertanian,” tegasnya, dikutip Agricom.id dari laman Kementan, Senin (10/10).

Amran juga menuturkan, Kementan kini gencar membangun kolaborasi dengan perguruan tinggi seluruh Indonesia, termasuk ITS, untuk memperkuat kedaulatan dan ketahanan pangan nasional . Ia bahkan menyebut Presiden telah menargetkan swasembada pangan bisa tercapai hanya dalam waktu satu tahun .

“Awalnya target empat tahun, lalu jadi tiga tahun, dan satu tahun terakhir. Saya yakin bisa, apalagi ada ITS bersama kami. Jawa Timur adalah provinsi dengan produksi pangan tertinggi di Indonesia, dan ITS akan menjadi motor penggeraknya,” katanya.

Mentan menambahkan, Kementan bersama ITS telah sepakat untuk merancang strategi alsintan seperti traktor, menggabungkan pemanen , hingga sistem irigasi cerdas secara mandiri. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kemandirian Indonesia, tidak hanya dalam hal pangan, tetapi juga dalam teknologi pertanian modern .

“Nilai kebutuhan alsintan nasional mencapai ratusan triliun rupiah. Kami ingin itu semua jadi hasil karya anak bangsa—khususnya ITS dan para alumninya,” tutur Amran.

BACA JUGA: 

- Kementan Genjot Swasembada Gula Lewat Tanam Perdana Bongkar Ratoon di Sragen

Pesawaran Jajaki Hilirisasi Kakao Bersama Delegasi Arab Saudi

Sementara itu, Rektor ITS Bambang Pramujati menyatakan kesiapan kampusnya untuk mendukung penuh visi Kementan. Menurutnya, ITS telah mengembangkan berbagai ristek (riset dan teknologi) yang siap diterapkan langsung di lapangan.

“Kami sudah memiliki banyak inovasi, mulai dari sistem digital berbasis bisnis pertanian, hingga penggunaan drone untuk pemupukan tanaman secara presisi,” ungkap Bambang.

Ia menambahkan, penerapan teknologi tersebut akan membuat kegiatan pertanian menjadi lebih efisien, cepat, dan hemat biaya . Dengan teknologi modern, petani dapat mempercepat waktu tanam dan panen, meningkatkan produktivitas, serta menghemat tenaga kerja.

Saat ini ITS juga sedang fokus mengembangkan teknologi energi terbarukan dan robotika yang bisa digunakan di sektor pertanian dan industri hilirnya.

“Kami memiliki sistem robot pertanian dan energi surya yang bisa diterapkan untuk mendukung efisiensi di lapangan. Tantangan kami sekarang adalah memastikan hasil penelitian ini benar-benar bisa diimplementasikan dan memberi manfaat langsung bagi petani,” pungkas Bambang.

Dengan sinergi antara pemerintah dan kampus seperti ITS, Indonesia kini berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan kemandirian pangan sekaligus kemandirian teknologi pertanian —sebuah langkah besar menuju masa depan pertanian yang maju, efisien, dan berdaya saing global. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP