Agricom.id, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong pengembangan produksi kelapa sawit sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak kendaraan yang murah dan berkualitas tinggi. Menurut SYL, komoditas sawit dapat diolah menjadi pengganti solar dengan harga yang lebih terjangkau.
SYL mengatakan bahwa penggunaan turunan kelapa sawit dapat memperkuat dan memperkuat kesehatan negara. Harga solar dari sawit juga jauh lebih murah dibandingkan dengan solar yang berasal dari bawah tanah, yang saat ini mencapai 4.000 rupiah.
Namun, SYL mengakui bahwa produsen sawit masih menghadapi banyak tantangan dan masalah dalam mengembangkan minyak bahan bakar. Meskipun demikian, SYL meminta agar semua pihak terus berjuang untuk memperjuangkan kepentingan petani sawit dan negara. Hal ini disampaikan saat ia melepas Tim Gugus Tugas Peremajaan Kelapa Sawit di Jakarta, Selasa,16 Mei 2023, dikutip Agricom.id.
Baca juga: Kementan - Puslitkoka Berkolaborasi Untuk Sukseskan Pembangunan Nurseri Modern
Meski demikian, diakui SYL, sejauh ini masih banyak tantangan dan persoalan yang dihadapi produsen sawit dalam mengembangkan minyak bahan bakar. Walaupun begitu, SYL meminta agar semua pihak tetap fokus membela kepentingan petani sawit serta bangsa dan negara.
"Kalau cari salahnya dan kurangnya pasti banyak, tantangan pertanian itu gabisa dipikir dengan ilmu, pertanian itu sesuatu yang sangat komplek dan bercabang-cabang. Tidak ada yang bisa langsung sukses, semua mesti ada proses dan ada tantangan. Tetapi dorongalah kemauan yang cukup itulah yang sangat penting untuk kita teruskan," katanya.
Yang paling penting, kata SYL, semua harus mulai memperbaiki manajemen yang terukur serta menetapkan daerah mana saja yang berkategori merah, kuning dan daerah hijau. Artinya, kata dia, kalau hijau berarti clean and clear, kuning butuh klarifikasi dan merah masih ada masalah.
"Nah tugas kita disini adalah membela rakyat dab membela bangsa. Namun yang ketiga ini bagaimanapun juga kia harus mengorganizing ini agar menjadi planning ke depannya. Jadi saya katakan ini adalah sektor yang sangat penting karena besok kita mau bensin kita diganti dengan minyak sawit," katanya.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nuralamsyah mengatakan bahwa saat ini jajarannya tengah fokus pada peningkatan tata kelola industri kelapa sawit serta optimalisasi penerimaan sesuai Kepres nomor 9 tahun 2023 dengan memperbaiki Ijin Usaha Perkebunan (IUP).
Baca juga : Targetkan PSR 100 Ribu Ha, Ditjenbun Gandeng Multistakeholders Kelapa Sawit
"Kami juga telah mengembangkan platform digital Sistem Informasi Perizinan Perkebunan (SIPERIBUN) sebagai suatu sistem berbasis aplikasi nasional yang akan digunakan oleh Satgas Sawit melalui self reporting," katanya.
Bukan hanya itu saja, Andi juga tengah melakukan pengembangan integrasi antara program yang satu dengan lainya agar terbentuk ekosistem kelapa sawit rakyat yang berstruktur dan dapat menghela peningkatan.
"Jadi program-program pengembangan kelapa sawit rakyat harus terintegrasi antar program yang satu dengan yang lainnya agar terbentuk satu ekosistem kelapa sawit rakyat yang terstruktur dan dapat menghela peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit rakyat yang cukup dengan satu Peraturan Menteri Pertanian (Permentan). Seperti juga program pengembangan tanaman kelapa sawit baik melalui peremajaan atau pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang pada saatnya dapat dilanjutkan dengan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sawit rakyat," jelasnya. (T4)