AGRICOM, JAKARTA – Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Bulan Juni 2023, nilai ekspor subsektor perkebunan mengalami kenaikan 45,34% dibandingkan Bulan Mei, sampai Bulan Juni 2023, nilai ekspor perkebunan mencapai 242,34 triliun rupiah.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, kelapa sawit adalah komoditas terbesar dalam kontribusi ekspor subsektor perkebunan yaitu sebesar 75,03% dan terbesar untuk keseluruhan nilai ekspor sektor pertanian yaitu sebesar 70,35%. Kelapa sawit merupakan komoditas andalan yang berkontribusi penting dalam resiliensi ketahanan ekonomi nasional.
“Minyak sawit berperan penting dalam ketahanan energi nasional sebagai bahan baku biodiesel, melalui program B35 dengan konsumsi CPO untuk biodiesel mencapai 8,8 juta ton pada tahun 2022,” ujar Mentan SYL, dikutip Agricom.id dalam siaran pers.
Baca juga :
Menurut Ardi Praptono, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ditjen Perkebunan mengatakan, demi mendorong peran sawit rakyat dalam rantai pasok biodisel diperlukan penguatan terhadap kemitraan yang ada.
“Kemitraan sawit rakyat dalam rantai pasok biodiesel dapat dilakukan antara kelompok pekebun dengan PKS yang memasok CPO untuk kilang biodisel atau dengan penguatan kelembagaan kelompok pekebun berkorporasi untuk membangun PKS, kemudian memasok CPO untuk kilang biodiesel,” ujar Ardi.
Ardi menambahkan, berdasarkan Permentan No. 01 Tahun 2018, Kemitraan Usaha Perkebunan merupakan kerjasama yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggungjawab, serta saling memperkuat dan saling ketergantungan antara Perusahaan Perkebunan dengan Pekebun.
Ardi menekankan, dalam membangun kemitraan yang baik, beberapa hal prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya membangun keberanian untuk mengatasi ketidakpastian pada saat membangun kemitraan, menghargai keragaman, untuk mengatasi kekhawatiran akan perbedaan perbedaan yang terjadi di antara mitra.
Mengusahakan kesetaraan untuk mencegah terjadinya ketimpangan kekuasaan dalam kemitraan, bersikap transparan yaitu keterbukaan dan kejujuran mengenai kepentingan dan harapan masing masing pihak dalam bekerja sama serta menciptakan manfaat bersama agar menghindari persaingan di antara para mitra.
“Dengan memperhatikan prinsip kemitraan yang baik diharapkan manfaat dari kemitraan dapat dirasakan oleh para pihak dalam kemitraan tersebut,” harap Ardi. (T4)