Plt. Dirjen Perkebunan Heru Tri Widarto Tinjau Kesiapan Industri Gula di Majalengka Pasca Tanam Serentak


AGRICOM, MAJALENGKA – Setelah melakukan tanam serentak di Kabupaten Indramayu bersama Menteri Pertanian (Mentan), Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, melanjutkan kunjungan ke Pabrik Gula (PG) Jatitujuh di Kabupaten Majalengka, Selasa (04/02). Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat swasembada gula nasional dan memastikan kesiapan industri gula dalam mendukung peningkatan produksi serta menjaga kestabilan pasokan dan harga Gula Kristal Putih (GKP) menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H.

Heru langsung meninjau ketersediaan GKP di Gudang PG dan berdialog dengan manajemen pabrik guna memantau stok gula. Berdasarkan hasil Evaluasi Produksi Akhir Giling Tahun 2024, produksi gula kristal putih nasional tercatat mencapai 2.456.514 ton, berasal dari panen tebu seluas 520.823 hektar dengan total produksi tebu mencapai 33.216.612 ton dan rendemen rata-rata sebesar 7,42%.

Meskipun demikian, tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan gula nasional yang mencapai 9,1 juta ton per tahun masih harus dihadapi, dengan 3,4 juta ton untuk konsumsi rumah tangga dan 5,7 juta ton untuk kebutuhan industri.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mencapai swasembada gula guna mengurangi ketergantungan pada impor. “Kita tidak bisa terus bergantung pada impor gula. Pemerintah telah menyiapkan strategi konkret guna meningkatkan produksi nasional, mulai dari intensifikasi di lahan eksisting hingga ekstensifikasi dengan membuka lahan baru. Targetnya, dalam beberapa tahun ke depan kita tidak hanya mencukupi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpotensi menjadi negara eksportir gula,” ujar Mentan dikutip Agricom.id dari laman Ditjenbun.

BACA JUGA: Presiden Prabowo Kunjungi Kementan, Tegaskan Komitmen Swasembada Pangan

Sementara itu, saat kunjungi PG, Heru menjelaskan, salah satu strategi utama mencapai swasembada gula adalah dengan mengoptimalkan lahan tebu yang ada serta menambah luas areal tanam. “Saat ini kita memiliki sekitar 520 ribu ha lahan tebu yang menghasilkan lebih dari 2,4 juta ton gula kristal putih. Dengan pengoptimalan budidaya melalui Intensifikasi berupa Rawat Ratoon dan Bongkar Ratoon, serta Ekstensifikasi perluasan lahan tebu hingga 700 ribu ha, kita menargetkan produksi gula bisa mencapai 10,6 juta ton. Jadi tak hanya mencukupi kebutuhan nasional, tetapi juga menciptakan surplus 1,5 juta ton,” jelas Heru.

Heru juga menyoroti pentingnya modernisasi alat produksi dan kemitraan dengan petani tebu rakyat untuk meningkatkan produktivitas. “Kita harus memastikan pabrik gula memiliki teknologi yang mumpuni dan petani mendapatkan dukungan yang cukup, baik dari segi benih berkualitas, pupuk, hingga akses permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan begitu, kita bisa meningkatkan rendemen dan efisiensi produksi,” tambahnya.

Sebagai informasi, di wilayah kerja PT. PG Rajawali II Jawa Barat, luas areal tebu yang digiling mencapai 18.164 ha dengan produksi tebu sebanyak 944.896 ton dan produksi GKP sebesar 67.654 ton. PT. PG Rajawali II mengelola empat pabrik gula, yaitu PG Sindanglaut, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, dan PG Subang. Namun, PG Subang telah berhenti beroperasi sejak 2018 akibat kurangnya bahan baku, sehingga tebu dari wilayah Subang saat ini digiling di PG Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Heru berharap, dengan berbagai langkah yang dilakukan, pemerintah optimistis swasembada gula dapat tercapai dalam beberapa tahun ke depan. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP