AGRICOM, KORSEL – Indonesia dan Selandia Baru sepakat memperkuat kerja sama di bidang pertanian dan hortikultura guna mendukung program prioritas Indonesia, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG). Komitmen ini dibahas dalam pertemuan antara Menteri Perdagangan RI Budi Santoso (Mendag Busan) dan Menteri Perdagangan dan Investasi Selandia Baru Todd McClay pada 15 Mei 2025 di Jeju, Korea Selatan, di sela Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Mendag Busan mendorong Selandia Baru untuk membuka akses pasar lebih luas bagi produk UMKM Indonesia. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Selandia Baru terhadap program MBG melalui kerja sama pertanian dan hortikultura.
“Kami berharap Selandia Baru dapat memperkuat kemitraan ekonomi, termasuk memberi ruang lebih besar bagi produk UMKM Indonesia,” ujar Mendag Busan, dikutip Agricom.id dari laman Kemendag.
BACA JUGA: Indonesia Manfaatkan Jalur Logistik UEA untuk Perluas Akses Pasar Global Komoditas Pertanian
Selain itu, Indonesia meminta dukungan Selandia Baru dalam pembentukan Accession Working Group untuk aksesi Indonesia ke Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Dukungan ini penting untuk memulai negosiasi akses pasar di bidang barang, jasa, investasi, dan pengadaan pemerintah.
“Indonesia berharap Selandia Baru menjadi mitra utama dalam mempercepat proses aksesi ke CPTPP dan memfasilitasi dialog teknis antaranggota,” tambah Busan.
Indonesia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Selandia Baru dalam proses aksesi ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), serta berharap adanya bantuan teknis dan pendampingan dalam reviu kebijakan dan adopsi instrumen hukum OECD, yang ditargetkan rampung pada 2027.
Mendag Busan optimistis, dengan penguatan kerja sama ini, perdagangan bilateral antara kedua negara akan meningkat dan memberi manfaat ekonomi nyata. “Pemerintah Indonesia berkomitmen terus mempererat hubungan ekonomi dengan Selandia Baru demi mendukung pencapaian pembangunan nasional,” ujarnya.
Menteri Todd McClay menyambut baik kerja sama ini dan menegaskan kesiapan Selandia Baru untuk mendukung program MBG. Ia menekankan bahwa pengalaman dan keunggulan Selandia Baru di sektor pertanian dapat dimanfaatkan secara strategis untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas gizi di Indonesia.
“Kemitraan ini akan memberikan manfaat konkret bagi kedua negara, baik secara sosial maupun ekonomi,” tutur McClay.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Selandia Baru
Selandia Baru menempati posisi sebagai pasar ekspor terbesar ke-36 dan sumber impor terbesar ke-27 bagi Indonesia. Pada periode Januari—Maret 2025, total perdagangan kedua negara mencapai USD 476,90 juta, naik 16,63 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 408,90 juta. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Selandia Baru tercatat sebesar USD 189,20 juta sedangkan impor Indonesia dari Selandia Baru tercatat sebesar USD 287,80 juta.
Sementara pada 2024, total perdagangan antara kedua negara mencapai USD 1,92 miliar. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke Selandia Baru tercatat sebesar USD 682 juta, naik 15 persen dibandingkan 2023 dan impor Indonesia dari Selandia Baru mencapai USD 1,24 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Selandia Baru di antaranya bungkil minyak, batubara, monitor dan proyektor, trafo listrik, dan kayu. Sedangkan impor Indonesia dari Selandia Baru di antaranya susu dan krim, peralatan radar, mentega, keju dan dadih, serta tepung, tepung kasar, dan pelet. (A3)