Pemerintah Perkuat Riset Pangan untuk Tekan Impor Komoditas Strategis


AGRICOM, JAKARTA — Pemerintah terus mengupayakan kemandirian pangan nasional melalui penguatan riset terapan. Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menggandeng perguruan tinggi untuk mempercepat peningkatan produksi empat komoditas strategis: gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih.

“Kami melibatkan seluruh kampus yang punya keahlian untuk meningkatkan produktivitas. Targetnya, produksi gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih dapat melampaui standar nasional,” tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kantor Pusat Kementan, Rabu (28/5/2025).

Empat komoditas ini masih mengandalkan impor, meski Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkannya. Melalui pendekatan riset yang aplikatif dan kolaboratif, pemerintah menargetkan peningkatan produksi signifikan di dalam negeri.

BACA JUGA:

Kementan Bersama PalmCo Panen Perdana Padi Gogo di Lahan Sawit Jambi

Impor Beras, Jagung dan Gula Turun: Penerimaan Bea Masuk Sektor Pangan Anjlok pada April 2025

Langkah ini juga menjadi bagian dari implementasi agenda prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita, yang menekankan pentingnya riset berbasis kebutuhan dan penguatan kemandirian pangan.

Kementan telah mengirim delegasi ke negara-negara seperti Brasil dan Yordania untuk mempelajari praktik terbaik dalam pengembangan pangan strategis. Di dalam negeri, pendekatan riset akan terintegrasi dari hulu ke hilir.

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyampaikan bahwa riset tidak hanya berakhir pada publikasi ilmiah, tetapi ditujukan untuk hasil nyata. “Setiap komoditas ditangani tim khusus yang terdiri dari akademisi, peneliti, dan pelaku industri,” jelasnya.

Sebagai contoh, riset pada bawang putih meliputi pengembangan benih unggul hingga strategi pemasaran, sehingga langsung dapat dimanfaatkan oleh petani dan pelaku usaha.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menambahkan bahwa pihaknya telah menetapkan empat flagship riset nasional untuk masing-masing komoditas. Pemerintah mengalokasikan dana Rp20–Rp40 miliar untuk mendukung riset dari tahap dasar hingga komersialisasi.

“Kita libatkan dosen, peneliti, dan praktisi yang menguasai seluruh rantai produksi, dari varietas unggul, budidaya, hingga alat dan mesin pertanian,” ungkap Brian.

Dukungan juga datang dari TNI Angkatan Laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, menyatakan bahwa TNI AL siap mendukung budidaya kedelai melalui riset dan pemanfaatan lahan. Uji coba di Serang menghasilkan produktivitas 4,39 ton per hektare dan akan diperluas ke wilayah lain.

Dengan kolaborasi lintas sektor ini, pemerintah optimistis mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan nilai tambah komoditas lokal melalui hilirisasi.

“Presiden menginginkan agar kita tak lagi bergantung pada impor. Dengan kerja sama kuat lintas sektor, kami yakin kemandirian pangan nasional bisa tercapai,” tutup Mentan Amran. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP