Mentan Amran di Hari Raya: Kurban untuk Rakyat, Teguran untuk Mafia Pangan


AGRICOM, MAKASSAR - Momen Idul Adha 1446 H menjadi ajang pembuktian nilai kepemimpinan bagi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Tidak hanya lewat kata-kata, Mentan Amran menunjukkan komitmennya dengan membagikan 62 ekor hewan kurban ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk kepada anak yatim, fakir miskin, dan kelompok rentan lainnya.

“Ini bentuk rasa syukur dan kepedulian kami. Hewan kurban ini akan dibagikan kepada yatim piatu, fakir miskin, dan masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Ada di Jakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan daerah lainnya,” ungkapnya saat ditemui di AAS Building, Makassar, Jumat (6/6/2025).

Amran mengaku, aksi sosial ini bukanlah hal baru, melainkan tradisi yang ia jalani setiap tahun. Namun lebih dari itu, menurutnya, ini adalah wujud nyata dari empati yang tumbuh dari pengalaman hidup.

BACA JUGA: 

- Mentan Amran Copot Dua Pegawai Kementan Terlibat Pungli dan Penyalahgunaan Wewenang

- Kementan: ISPO Bukan Sekadar Label, Tapi Sistem Keberlanjutan Sawit yang Menyeluruh

“Saya pernah hidup susah. Karena itu, setiap Idul Adha, kami ingin berbagi. Bukan karena punya kelebihan, tapi karena tahu rasanya hidup dalam kekurangan. Kepemimpinan itu soal menyentuh hati rakyat, bukan hanya duduk di balik meja,” tuturnya.

Di tengah perayaan Idul Adha, Mentan Amran juga menyuarakan keprihatinan terhadap praktik manipulasi data stok beras yang dilakukan oleh segelintir pihak. Ia menegaskan bahwa langkah hukum harus tetap dijalankan demi melindungi petani dan menjaga ketahanan pangan.

“Satgas Pangan sedang mengusutnya. Ada yang mencoba memainkan data seolah-olah stok beras kita kurang, padahal cukup. Kalau ini dibiarkan, bisa berujung pada impor, dan yang paling dirugikan adalah petani. Saya tidak akan diam terhadap upaya yang merugikan petani,” ujarnya.

Mentan Amran menolak permintaan maaf yang diajukan oknum pelaku manipulasi data. Baginya, keadilan bagi petani harus ditegakkan.

“Kalau kita biarkan, artinya kita membenarkan tindakan yang merugikan petani. Saya berdiri di pihak petani. Kalau petani lemah, bangsa ini tidak akan kuat,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah, di bawah Presiden Prabowo Subianto, memberikan perhatian serius pada sektor pertanian. Bantuan pupuk, kebijakan harga yang menguntungkan petani, hingga berbagai kemudahan akses menjadi prioritas nasional.

“Petani kita—baik di sektor pangan, perkebunan, maupun peternakan—jumlahnya mencapai 150 hingga 160 juta jiwa. Jika mereka diberdayakan, negara ini akan berdiri kokoh,” tandasnya. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP