AGRICOM, JAKARTA - JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, menegaskan bahwa modernisasi pertanian, kolaborasi lintas sektor, dan keberpihakan nyata terhadap petani merupakan fondasi utama menuju tercapainya swasembada pangan nasional. Hal ini disampaikannya saat membuka Pameran Inagritech 2025 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (29/7/2025).
Pria yang akrab disapa Mas Dar ini menyampaikan optimisme bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai swasembada beras pada tahun 2025.
“Kita berada pada momentum penting. Dengan kebijakan yang tepat dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, saya yakin Indonesia bisa swasembada beras tahun depan. Kita bahkan menargetkan tidak lagi mengimpor beras, gula konsumsi, maupun garam konsumsi,” ujarnya, dikutip Agricom.id dari laman resmi Kementan, Kamis (31/7).
BACA JUGA: Indonesia-Kanada Perkuat Diplomasi Pertanian, Dorong Ekspor Sawit dan Kemitraan Strategis
Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah terus menunjukkan komitmennya dengan mendengarkan langsung aspirasi dan keluhan para petani di lapangan. Dari hasil dialog tersebut, ia mencatat empat persoalan utama yang kerap dihadapi petani, yakni keterbatasan benih unggul, ketersediaan air atau irigasi, kelangkaan pupuk, serta ketidakpastian harga hasil panen.
Menindaklanjuti arahan Presiden RI, Prabowo Subianto, pemerintah pun merumuskan sejumlah kebijakan konkret yang berpihak pada petani.
“Bapak Presiden telah melakukan berbagai langkah strategis, seperti menambah alokasi pupuk bersubsidi, mendistribusikan benih berkualitas, menindak tegas pemalsuan pupuk dan benih, serta menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah minimal Rp6.500 per kilogram untuk seluruh kualitas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wamentan menyampaikan bahwa langkah konkret lainnya adalah penyerapan langsung gabah petani oleh Perum Bulog. Hingga kini, cadangan beras pemerintah tercatat mencapai 4,2 juta ton.
“Cadangan ini menjadi modal utama untuk menjaga stabilitas pangan nasional dan mewujudkan swasembada beras 2025. Yang lebih penting, kehadiran negara membuat petani semakin percaya diri dan bersemangat,” ucap Sudaryono.
Ia juga menekankan bahwa modernisasi pertanian adalah sebuah keniscayaan. Dengan kekayaan sumber daya alam sebagai negara tropis dan agraris, Indonesia diyakini mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus tampil sebagai kekuatan pangan dunia.
Di akhir sambutannya, Sudaryono menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia industri, akademisi, dan petani. Ia mengapresiasi peran inovasi teknologi pertanian—dari alat mesin pertanian, pupuk, benih, hingga sistem digital—sebagai faktor kunci dalam mendorong produktivitas dan efisiensi sektor pertanian. (A3)