AGRICOM, BENGKULU — Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi mengajak para guru ikut mengambil bagian dalam gerakan menanam 10 ribu pohon kelapa di kawasan Pantai Panjang.
Hal ini disampaikan Dedy dalam Konferensi ke-XXIII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bengkulu yang berlangsung di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Bengkulu,
Inisiatif bertajuk GEMPALA (Gerakan Menanam 10 Ribu Pohon Kelapa) ini akan dilaksanakan pada 15 Agustus mendatang sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia sekaligus upaya penghijauan kawasan pesisir yang menjadi ikon wisata Bengkulu.
BACA JUGA: RPN Bersama BPDPKS dan Ditjenbun Gelar Pelatihan Sawit untuk Meningkatkan SDM Petani Labusel
"Ini bukan sekadar gerakan menanam, tapi harus disertai tanggung jawab. Tanam sendiri, rawat sendiri, dan nanti petik sendiri. Bahkan setiap pohon akan diberi nama penanamnya," kata Dedy dikutip Agricom.id dari KBRN RRI, Rabu (6/8/2025).
Ia menekankan bahwa keterlibatan para guru yang diharapkan tidak hanya bersifat simbolik, melainkan menjadi bagian dari perubahan nyata dalam menjaga lingkungan dan memperindah kawasan wisata. Jika dirawat dengan baik, bibit kelapa tersebut diperkirakan akan mulai berbuah dalam 2–3 tahun.
Lebih dari sekadar program pelestarian lingkungan, GEMPALA juga dirancang sebagai gerakan edukatif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kapolda dan Gubernur Bengkulu yang telah menyatakan dukungannya. Pemerintah Kota menilai sinergi lintas sektor penting untuk menjadikan Pantai Panjang tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai ekosistem yang berkelanjutan.
Wali Kota juga mengundang para guru dan sekolah untuk memperluas gerakan penanaman hingga ke lingkungan sekolah, ruang terbuka, dan halaman perkantoran. “Kita akan mulai melakukan gerakan menanam buah di sekolah dan kantor. Tanamlah tanaman yang menghasilkan, apa saja yang bermanfaat seperti sawo, mangga, jambu jamaika, kelengkeng. Sekolah jangan sampai gersang — harus jadi tempat belajar yang nyaman dan asri,” tegasnya.
Gerakan ini bukan sekadar soal lingkungan, namun juga mengajak masyarakat membangun tanggung jawab kolektif untuk mempercantik dan memperbaiki ruang hidup bersama melalui keterlibatan langsung. (A3)