AGRICOM, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (12/8/2025). Momen ini bersejarah karena bertepatan dengan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara sejak 12 Agustus 1975, sekaligus kunjungan pertama Presiden Peru ke Indonesia.
Turut hadir mendampingi Presiden Prabowo, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Menteri Perdagangan Budi Santoso.
Presiden Prabowo menyampaikan kegembiraannya dapat kembali bertemu Presiden Dina Boluarte usai pertemuan di KTT APEC di Peru, November 2024 lalu. Ia menekankan kunjungan kali ini menandai babak baru persahabatan, khususnya dalam memperkuat kerja sama strategi di berbagai bidang.
BACA JUGA:
- Dari CPO hingga Kakao, Indonesia Siap Pasok Produk Unggulan ke Selandia Baru
Salah satu fokus pembahasan adalah ketahanan pangan dan perdagangan. “Hari ini kita menandatangani deklarasi bersama memperingati 50 tahun kerja sama, dengan kesepakatan di bidang pangan, pertambangan, transisi energi, perikanan, dan pertahanan,” ujar Presiden Prabowo dikutip Agricom.id dari laman resmi Kementan.
Dalam kesempatan tersebut, kedua negara juga menyambut penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) Indonesia–Peru, yang rampung hanya dalam 14 bulan. Perjanjian ini diharapkan memperluas akses pasar dan meningkatkan nilai perdagangan, termasuk untuk sektor pertanian dan pangan.
Presiden Prabowo menegaskan kemitraan ini akan disertai kolaborasi dalam pemberantasan perdagangan ilegal, pengelolaan pertambangan, pengembangan energi terbarukan, perikanan, serta kerja sama konservasi. “Kami yakin memastikan kerja sama ini akan menguntungkan dan ketahanan pangan rakyat,” katanya.
BACA JUGA: Menteri McClay Puji Kepemimpinan Mentan Amran Dorong Ketahanan Pangan
Presiden Dina Boluarte menilai kerja sama pangan dan pertanian sebagai sektor strategis. Ia memaparkan bahwa Peru merupakan pengekspor buah utama segar dan superfood seperti quinoa, chia, dan blueberry. “Konsumen Indonesia sudah menikmati anggur dan quinoa asal Peru, dan kini saya senang mengumumkan bahwa blueberry akan memasuki pasar Indonesia,” dia.
Dina juga memuji posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan salah satu ekonomi berkembang paling dinamis di Asia. Menurutnya, Indonesia adalah mitra dagang terbesar keenam Peru di Asia, sementara Peru menjadi tujuan ekspor utama keempat bagi produk Indonesia di Amerika Latin dan Karibia.
“Lima dekade kerja sama dan saling pengertian telah membentuk hubungan yang kokoh, berdasarkan kepentingan bersama seperti demokrasi, hukum internasional, perdagangan bebas, ketahanan pangan, dan pembangunan berkelanjutan,” tutur Dina.
Mentan Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa kedua negara telah menjalankan sejumlah inisiatif strategi di bawah Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama pertanian yang disepakati sebelumnya. Ke depan, kolaborasi akan mencakup pengembangan pertanian cerdas , peningkatan kapasitas SDM pertanian, dan fasilitasi akses pasar.
“Ini adalah momentum penting bagi Indonesia untuk mendorong ekspor produk unggulan pertanian. Harapannya, hubungan ini membawa kemitraan yang saling menguntungkan,” pungkas Amran. (A3)