AGRICOM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia tengah memperjuangkan agar sejumlah komoditas unggulan nasional, seperti kakao, kopi, dan minyak kelapa sawit, bisa masuk ke pasar Amerika Serikat (AS) dengan tarif impor 0 persen.
Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moergiarso, mengungkapkan tim perundingan Indonesia masih gencar melakukan negosiasi dengan AS. Targetnya, komoditas yang memang tidak diproduksi di Negeri Paman Sam dapat terbebas dari beban tarif.
"Kalau bisa, tarifnya tidak kena resiprokal. Kita upayakan sampai nol persen karena ini punya potensi ekspor yang nyata," ujar Susiwijono, dikutip Agricom.id dari Antara , Rabu (20/8).
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Tembus Rp14.726/kg pada Selasa (19/8), Ikut Terdongkrak Reli Bursa Malaysia
Menurutnya, kakao, kopi, minyak sawit, serta mineral kritis adalah komoditas dengan nilai ekspor tinggi dan berperan besar dalam neraca perdagangan. Pemerintah pun sudah mengajukan daftar resmi produk yang diusulkan masuk skema bebas tarif kepada Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR).
Saat ini, berlaku tarif timbal balik antara Indonesia dan AS sebesar 19 persen, salah satu yang terendah di Asia Tenggara setelah Singapura yang hanya mengenakan 10 persen. Kebijakan tarif baru diumumkan AS untuk 92 negara sekaligus.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa AS sudah memberikan tarif nol persen untuk konsentrat dan katoda tembaga. Pemerintah kini mendorong perlakuan serupa bisa membebani strategi komoditas lain seperti minyak sawit mentah (CPO), karet, kayu meranti, hingga produk turunan tembaga.
Langkah ini diyakini dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global, sekaligus membuka peluang ekspor lebih besar ke AS. (A3)