Prospek Bisnis Jamur di tengah Pandemi Covid - 19

Prospek Bisnis Jamur di tengah Pandemi Covid - 19
Agricom.id

15 April 2020 , 06:31 WIB

Agricom.id, JAKARTAJamur merupakan organisme bersifat heterotroph, hidup menumpang sebagai saprofit pada bahan-bahan organik yang telah mati. Namun siapa sangka, ternyata, jamur ini memiliki banyak kandungan nutrisi yang dibutuhkan manusia.

Daging jamur mengandung banyak protein yang hampir sama dengan hewan, namun lebih sehat untuk dikonsumsi. Dibanding dengan protein dalam telur, jamur, khususnya jamur merang memiliki semua kandungan asam amino essensial yang terdapat di dalam telur. Bahkan kandungan lysine dan histidinennya lebih tinggi daripada telur.

Hal ini membuat prospek bisnis jamur amat menggiurkan. Di samping itu, peluangnya masih sangat terbuka lebar.

Terkait hal ini, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) sudah menginstruksikan agar komoditas hortikultura terus digenjot, terutama yang memiliki potensi nilai ekonomi yang besar.

SYL yakin bahwa komoditas hortikultura, seperti, jamur memiliki prospek yang cerah, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Sukarman menjelaskan bahwa kebutuhan konsumsi jamur di Indonesia saat ini cukup tinggi. “Namun produksi kita kurang lebih baru mencapai 33 ton/tahun,” ungkapnya melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/4/2020) dalam keterangan resmi yang diterima Agricom.id.

Artinya, kata Sukarman, dari segi konsumen ternyata banyak masyarakat gemar akan jamur. Dari sisi produsen, masih banyak peluang usaha untuk bisa digeluti di bidang budidaya dan produksi jamur.

“Ada beragam jenis jamur yang bisa dibudidayakan dan dikonsumsi, antara lain, jamur merang, jamur tiram, jamur kuping, jamur shitake, dan jamur kancing. Jenis jamur tersebut mudah diperoleh di supermarket maupun pasar tradisional,” tambah Sukarman.

Terkait dukungan Ditjen Hortikultura, Sukarman menjelaskan, pihaknya memberikan bantuan kumbung jamur untuk pengembangan kawasan jamur; memberikan bimbingan teknologi budidaya jamur yang baik dan benar guna meningkatkan produktivitasnya.

“Dan untuk petani yang kesulitan modal, mereka bisa mengakses kredit usaha rakyat (KUR),” tandasnya.

Salah seorang pengusaha budidaya jamur asal Karawang, Jawa Barat, Saepudin mengungkapkan, bisnis Jamur sangat menggiurkan. Dia bahkan tak sanggup memenuhi permintaan pasar. 

“Permintaan jamur di pasar lokal setempat sebanyak 100 kilogram per hari. Saya sendiri baru mampu memenuhi 30 kilogram per hari, dan 50 kilogram pada saat panen raya. Itu hanya untuk pasar lokal saja, seperti Cikampek, Kosambi, Wadas, dan Jatisari,” beber Saepudin.

Menurutnya, di tengah pendemi virus corona (Covid-19) ini, volume permintaan jamur meningkat drastis, khususnya jamur tiram yang cenderung stabil dan tidak berkurang.

Gak terlalu pengaruh. Sampai sekarang proses tanam maupun produksi masih aktif,” pungkasnya. (A2)

 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP