Datangi Kawasan Perhutanan Blitar, Mentan SYL Bersama Bupati Tanam Jagung

Datangi Kawasan Perhutanan Blitar, Mentan SYL Bersama Bupati Tanam Jagung
Agricom.id

15 August 2020 , 06:33 WIB

Agricom.id, BLITAR - Seiring dengan masuknya musim hujan di beberapa wilayah sentra produksi,  Kementerian Pertanian (Kementan) mulai melakukan gerakan tanam jagung. Kali ini, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) terjun langsung bersama bupati Blitar untuk melakukan tanam jagung di Desa Maliran, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Kamis (13/8/2020).

SYL menyatakan, Kementan menjamin dapat memenuhi kebutuhan jagung sehingga menargetkan produksi jagung tahun 2020 lebih tinggi dari tahun lalu demi mengamankan pasokan jagung dalam negeri. Panen raya jagung yang sudah dilaksanakan pada musim tanam I mencatat, angka surplus untuk beberapa daerah. Data produksi yang dihasilkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan luas tanam dan memperbaiki produktivitas.

“Kita harus pastikan, produksi jagung cukup sesuai kebutuhan bulanan. Luas tanam kita tingkatkan, tapi produktivitas juga harus bagus,” ujar SYL dalam keterangan tertulis yang diterima Agricom.id.

Perlu diketahui, rata-rata produktivitas jagung lokal saat ini sekitar 6,4 ton/hektar (ha), targetnya produktivitas dapat naik menjadi 8 sampai 9 ton/ha. Saat ini, beberapa sentra sudah bisa mencapai target produktivitas tersebut. Tercukupinya kebutuhan jagung juga akan semakin menjauhkan Indonesia dari keran impor jagung karena merugikan petani.

Karena itu, SYL  mengingatkan, kondisi pandemi Covid-19 menjadi tantanagan bagi pertanian untuk tetap bergerak maju, memastikan kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa. Sektor pertanian terus didorong menjadi penopang utama pertumbuhan perekonomian secara nasional.

“Ini bukan krisis biasa tapi multidimensi. Sektor pertanian menjadi penopang utama yang menggerakkan perekonomian. Jadi jangan biasa-biasa saja, harus usaha ekstra keras,” tegasnya.

Bupati Blitar, Rijanto mengatakan, pihaknya tengah melakukan upaya modernisasi di sektor pertanian. Upaya ini untuk mewujudkan Kabupaten Blitar swasembada pangan sehingga sejumlah alat mesin pertanian dari Kementan diserahkan kepada para petani.

Bantuan dari Kementan berupa, alat mesin pertanian, seperti, combine harvest yang besar dan multiguna, combine harvest yang sedang, corn shelIer, corn sheller mobile, power thresher, multiguna mobile hand-tractor, traktor roda 4, rice transplanter, motor roda 3, hand-sprayer, dan beberapa bibit tanaman hortikultura, seperti, padi, jagung kepada kelompok tani. Kementan melalui anggaran APBN tahun 2020 ini mengalokasikan bantuan senilai Rp 16,2 miliar untuk Kabupaen Blitar dan Rp 288 miliar untuk Provinsi Jawa Timur.

“Penyaluran bantuan ini merupkan bentuk kepedulian pemerintah daerah, untuk transformasi teknologi pertanian menuju arah yang lebih baik. Tak hanya alat pertanian modern, kepedulian pemerintah daerah juga diwujudkan dengan menyalurkan bibit pertanian yang unggul,” ungkapnya.

“Pembangunan jalan usaha tani, dan irigasi adalah untuk memajukan sistem pertanian dan menuju Kabupaten Blitar yang berswasembada pangan untuk meningkatkan taraf hidup para petani,” pinta Rijanto.

Dia juga meminta kepada petani agar bantuan yang diterima dapat semaksimal mungkin dijaga dan dimanfaatkan sesuai fungsinya. Rijanto menegaskan, jika masih ditemukan ada penyalahgunaan bantuan, maka secara otomatis akan dialihkan ke kelompok tani lain yang lebih membutuhkan.

“Semoga sektor pertanian di Kabupaten Blitar semakin maju, para petani punya jiwa semangat membangun, menjaga gotong royong, dan makmur,” terangnya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi menambahkan, pemasaran yang baik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri serta selalu tersedianya bahan baku jagung untuk industri pengolahannya, akan memberikan value yang sangat besar bagi kesejahteraan petani.

“Harapannya, penanaman kita hari ini sebagai salah satu upaya mendorong percepatan swasembada jagung. Bersinergilah semua komponen di dalamnya - petani, penyuluh, dinas pertanian - untuk menjaga ketersediaan pangan bagi masyarakat,” ujarnya.

Menurut Suwandi, usaha tani jagung sangat menjanjikan. Banyak kemudahan karena jagung bisa tumbuh dan ditanam di mana saja.

“Di Blitar ini, menanam jagung bisa di tanah kosong, di bukit, di lahan perhutani,  maupun tumpangsari. Seperti halnya saat ini, hamparan jagung terlihat di sela-sela tanaman hutan jati,” ucap Suwandi.

Pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan kesepakatan bersama antara gabungan kelompok tani (gapoktan) dengan koperasi peternak. Hasil panen petani bermitra dengan koperasi peternak Blitar karena membutuhkan 1.000 hingga 1.200 ton/hari. Karena itu, kata Suwandi, petani juga diharapkan berkomitmen untuk menjaga kontinuitas dan kualitas produk. Untuk memperoleh produksi yang maksimal dan berkualitas, petani harus menggunakan benih dan pupuk yang baik serta melakukan penanganan pascapanen yang baik pula.

“Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan, harga jagung di atas HAP (harga acuan pemerintah), sebesar Rp 3.150 per kilogram. Sesuai arahan dengan kebijakan Mentan Syahrul Yasin Limpo, petani dapat mengakses KUR (kredit usaha rakyat) untuk memperluas kapasitas usahanya,” jelasnya.

“Masih ada anggaran KUR senilai Rp 25 triliun. Kami mendorong, petugas dinas dapat memberikan akses kepada petani untuk meningkatkan kapasitas usahanya,” lanjut Suwandi. (A2)

 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP