AGRICOM, JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV PalmCo, subholding PTPN III (Persero), menunjukkan bahwa industri perkebunan tak lagi sekadar urusan panen dan produksi, tetapi kini menjadi garda depan dalam menjawab tantangan perubahan iklim. Lewat strategi dekarbonisasi terpadu, PalmCo mempertegas peran barunya sebagai pelopor agribisnis beremisi rendah dan ramah lingkungan.
Dalam pernyataan resminya memperingati Hari Bumi 2025, Direktur Utama PalmCo Jatmiko Santosa mengungkapkan bahwa transformasi ini bukan sekadar wacana, melainkan sudah diimplementasikan dalam dua jalur utama: pengelolaan alam berkelanjutan dan pengembangan energi terbarukan.
“Melalui praktik dekarbonisasi berbasis alam, kami mengelola komoditas seperti kelapa sawit, teh, kopi, dan karet secara lestari, menjaga kawasan konservasi, menghindari pembakaran, dan menekan penggunaan pestisida,” jelas Jatmiko. Pendekatan ini telah menghasilkan serapan karbon signifikan: 873.395 ton CO? ekuivalen per tahun dari lahan seluas 600.000 hektare lebih.
Upaya ini didukung dengan standar tata kelola lingkungan global, dibuktikan dengan sertifikasi ISO 14001, ISO 45001, RSPO, ISPO, ISCC, dan EUDR. Sertifikasi tersebut menunjukkan keseriusan PalmCo dalam memastikan rantai pasoknya bebas dari deforestasi.
Namun PalmCo tak berhenti di situ. Perusahaan juga menjadi salah satu pelopor energi bersih di sektor agribisnis, dengan mengoperasikan tujuh unit PLTBg (Pembangkit Listrik Tenaga Biogas) dari limbah cair sawit dan satu pabrik biomassa berbasis limbah padat. Hasilnya, emisi dapat ditekan hingga 191.107 ton CO? ekuivalen per tahun.
“Dengan tambahan fasilitas baru di Sei Mangkei dan Pagar Merbau, dampaknya semakin besar. Kami juga menargetkan penurunan konsumsi energi sebesar 10% tahun ini melalui efisiensi di semua lini,” tambah Jatmiko.
Sementara itu, Direktur Strategi dan Sustainability PalmCo, Ugun Untaryo, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperluas dampak. Ia melihat sustainability bukan hanya tentang menyelamatkan alam, tapi juga membentuk masa depan bisnis yang adil, berdaya tahan, dan berorientasi pada kesejahteraan banyak pihak.
Ke depan, PalmCo menargetkan pembangunan puluhan fasilitas energi bersih—termasuk PLTBg, BioCNG, dan biogas co-firing—hingga 2030. Langkah besar ini menjadi bagian dari roadmap PalmCo menuju net zero emission, sekaligus kontribusi nyata Indonesia terhadap agenda iklim global.
“Dari limbah kebun menjadi listrik bersih. Dari konservasi lahan menjadi serapan karbon. Ini bukan sekadar transisi energi, tapi revolusi hijau dari sektor perkebunan,” tutup Ugun. (A3)