Babak Baru Perdagangan Komoditas: Indonesia-EAEU Sepakati FTA untuk Dorong Ekspor CPO, Kopra, Kopi, Karet alam, dan Kakao


AGRICOM, RUSIA – Pemerintah Indonesia resmi menyelesaikan secara substantif perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia–Eurasian Economic Union (I–EAEU FTA), sebuah langkah strategis yang dinilai membuka peluang besar bagi perdagangan komoditas unggulan nasional.

Pengumuman ini dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia, Andrey Slepnev, di sela-sela forum ekonomi internasional SPIEF 2025 di St. Petersburg, Rusia.

Kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang berlangsung di Istana Konstantinovsky pada 19 Juni 2025. “Saya menyambut baik kesepakatan ini sebagai langkah penting dalam memperkuat peran Indonesia dalam kerja sama ekonomi dengan kawasan Eurasia,” ujar Presiden Prabowo, dikutip Agricom dari laman resmi Kemenko Perekonomian.

BACA JUGA: 

- Presiden Prabowo Tegaskan Kemandirian Pangan Prioritas Utama di SPIEF 2025

- Mentan Amran Diundang Khusus Mentan Rusia: Perkuat Kemitraan Strategis di Sektor Pertanian

Perjanjian ini menjadi momentum penting dalam memperluas pasar ekspor Indonesia, terutama untuk komoditas pertanian dan perkebunan strategis seperti minyak sawit mentah (CPO) beserta turunannya, kopra, kopi, karet alam, dan mentega kakao. Di sisi lain, Indonesia juga akan mengimpor sejumlah komoditas penting dari negara-negara anggota EAEU — yakni Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia — seperti gandum, fosfat, batu bara, serta bahan baku pupuk kimia dan logam setengah jadi.

Dengan populasi gabungan lebih dari 460 juta jiwa, kesepakatan I–EAEU FTA diproyeksikan meningkatkan arus perdagangan dua arah, membuka akses logistik yang lebih efisien, serta memperluas penetrasi pasar komoditas Indonesia di kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah.

Menko Airlangga menyampaikan apresiasi terhadap seluruh tim perunding yang telah menyelesaikan proses negosiasi secara komprehensif. “Saya berharap semua proses teknis dan legal dapat segera diselesaikan agar perjanjian ini bisa ditandatangani tahun ini,” katanya.

Dari pihak EAEU, Menteri Andrey Slepnev menyatakan komitmennya untuk mempercepat tahapan finalisasi. “Perjanjian ini sangat penting bagi modernisasi hubungan dagang kami. Komisi Eurasia siap menandatanganinya tahun ini dan melanjutkan proses teknis yang tersisa,” ujarnya.

Perjanjian ini merupakan bagian dari strategi pemerintah Indonesia dalam mendiversifikasi pasar ekspor ke kawasan non-tradisional. Kawasan Eurasia dinilai memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil, dengan PDB rata-rata mencapai 4,4%, lebih tinggi dari rata-rata global.

Berdasarkan kajian kelayakan bersama, perjanjian ini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan ekspor Indonesia, terutama di sektor pertanian dan industri berbasis sumber daya alam. Pada kuartal I 2025, nilai perdagangan Indonesia–EAEU telah mencatatkan angka USD 1,57 miliar, melonjak 84,63% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di luar sektor perdagangan barang, Indonesia juga membuka pintu investasi dari negara-negara anggota EAEU, khususnya di sektor pengolahan hasil bumi, logistik, pertambangan, dan agribisnis. Pada 2024, total investasi EAEU ke Indonesia tercatat sebesar USD 273,7 juta dan menunjukkan tren peningkatan.

Dengan implementasi FTA ini, Indonesia tidak hanya memperkuat posisi sebagai eksportir komoditas utama, tetapi juga memperkuat perannya sebagai hub logistik kawasan Asia Tenggara. Sebaliknya, negara-negara EAEU dapat memanfaatkan Indonesia sebagai pintu masuk produk dan investasi ke pasar ASEAN.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP