AGRICOM, JAKARTA – Holding Perkebunan PTPN III (Persero) melalui Subholding PTPN IV PalmCo terus memperkuat peran dalam konservasi lingkungan dengan mendukung program rehabilitasi orang utan Kalimantan yang terancam punah. Dukungan ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
PalmCo membantu rehabilitasi penuh tiga individu orang utan—Oka, Christina, dan Zahri—yang sebelumnya diselamatkan dari kondisi memprihatinkan, seperti korban perdagangan ilegal, perampasan habitat, hingga pemeliharaan tanpa izin. Ketiganya kini telah menunjukkan perkembangan signifikan dan tengah menjalani tahap akhir sebelum kembali dilepasliarkan ke habitat alaminya.
"Ini merupakan wujud nyata komitmen kami terhadap keberlanjutan dan perlindungan spesies asli Indonesia," ujar Direktur Utama PalmCo Jatmiko Santosa di Jakarta.
Jatmiko menegaskan bahwa pelestarian orang utan bukan sekadar aksi sosial, tetapi bagian dari tanggung jawab ekologis korporasi. Proses rehabilitasi yang dilalui sangat kompleks dan panjang, termasuk karantina, pemeriksaan medis, hingga pelatihan intensif melalui program “Sekolah Hutan”, di mana orang utan belajar kembali keterampilan bertahan hidup seperti memanjat, mencari pakan alami, dan mengenali bahaya. Proses ini bisa memakan waktu hingga delapan tahun.
- Oka, ditemukan pada 2018 dalam kondisi lemah dan mengidap hepatitis B, kini aktif menjelajah Pulau Bangamat.
- Christina, sebelumnya dipelihara seperti bayi manusia, kini mandiri dan lincah menjelajah pepohonan di Pulau Salat.
- Zahri, orang utan jantan hasil sitaan, menunjukkan kemampuan luar biasa dalam bertahan hidup dan kini menjadi penjelajah soliter yang tangguh.
Anggota tim rehabilitasi BOSF, Hendra Wijaya, menyatakan bahwa ketiganya menunjukkan perkembangan sangat positif. “Insting liar mereka mulai pulih. Ini pertanda mereka siap hidup bebas di alam,” ungkapnya.
Tak hanya itu, PalmCo juga memperkuat posisinya dalam penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Pada Oktober 2024, perusahaan ini meraih peringkat ESG tertinggi kedua di dunia untuk sektor kelapa sawit versi S&P Global Corporate Sustainability Assessment (CSA), dan masuk delapan besar global dari 386 perusahaan sektor produk pangan.
"ESG bagi kami adalah landasan membangun masa depan industri yang berkelanjutan," tambah Jatmiko.
Ke depan, PalmCo berencana memperluas dukungan terhadap konservasi dan restorasi habitat bersama BOSF, mengembangkan penggunaan energi terbarukan seperti biogas, serta memperkuat keterlibatan masyarakat dalam menjaga ekosistem.
"Kami ingin membuktikan bahwa produksi dan pelestarian alam bisa berjalan beriringan. Dari kebun yang dikelola dengan niat baik, kita bisa turut memulihkan masa depan lingkungan," pungkas Jatmiko. (A3)
Sumber: PTPN/Antara