AGRICOM, JAKARTA — Estafet kepemimpinan di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) resmi berganti. Denaldy Mulino Mauna ditunjuk sebagai Direktur Utama menggantikan Mohammad Abdul Ghani yang memasuki masa pensiun.
Penunjukan ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN No. SK-24/MBU/02/2025 tertanggal 4 Februari 2025. Kini, Denaldy resmi memegang kendali Holding PTPN III dan akan melanjutkan agenda besar perusahaan—mulai dari transformasi industri hingga integrasi komoditas perkebunan seperti sawit dan tebu.
Buat keluarga besar PTPN, nama Denaldy tentu bukan orang baru. Ia sudah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sejak 2020 dan dikenal punya pengalaman panjang di sektor agribisnis dan kehutanan.
BACA JUGA:
- Kopi Arabika Kian Mendunia, PTPN Optimistis Produksi dan Ekspor Tembus Rekor
Denaldy lahir di Paris tahun 1971, dan punya latar belakang keuangan yang kuat. Ia menamatkan studi Akuntansi di Universitas Katolik Parahyangan, lalu melanjutkan gelar MBA di University of Maryland, Amerika Serikat. Kariernya pun cukup mentereng—pernah jadi Direktur Utama Perum Perhutani dan CFO di Triputra Agro Persada.
Kini, sebagai Dirut PTPN III, Denaldy dihadapkan pada tanggung jawab besar: memperkuat peran dua subholding utama—PalmCo (kelapa sawit) dan SugarCo (tebu), mengakselerasi hilirisasi produk, hingga menerapkan prinsip keberlanjutan dalam setiap lini usaha PTPN.
“PTPN punya peran strategis untuk ketahanan pangan dan energi nasional. Tugas kami sekarang adalah menyatukan kekuatan, memperkuat rantai pasok, dan menjalankan bisnis yang lebih ramah lingkungan,” ujar Denaldy dalam pernyataan singkatnya.
Dengan kombinasi pengalaman, visi keberlanjutan, dan kemampuan manajerialnya, publik kini menanti gebrakan baru dari Holding PTPN di bawah komando Denaldy Mauna. (A3)