PTPN IV PalmCo Catat Laba Perdana dari Komoditas Teh dan Karet di Sumatera Utara


AGRICOM, JAKARTA — PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo mencetak sejarah baru dengan berhasil meraih laba pertama dari komoditas non-inti mereka, yaitu teh dan karet, di wilayah Sumatera Utara.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menyampaikan bahwa perusahaan berhasil membukukan laba unaudit dari kedua komoditas tersebut untuk tahun buku 2024.

“Alhamdulillah, komoditas non-core seperti karet dan teh kini mampu menghasilkan laba,” ujarnya, dikutip Agricom.id dari Antara.

BACA JUGA: 

- Estafet Baru di Holding PTPN III, Denaldy Mauna Gantikan Abdul Ghani

- Kopi Arabika Kian Mendunia, PTPN Optimistis Produksi dan Ekspor Tembus Rekor

Secara khusus, karet yang selama lebih dari satu dekade mencatatkan kerugian, kini berhasil membukukan laba bersih unaudit sebesar Rp14 miliar, exclude impairment.

Sebagai Subholding PTPN III (Persero) dan perusahaan pengelola perkebunan sawit terbesar di dunia, PalmCo untuk pertama kalinya sejak 1996 mampu mencatatkan keuntungan dari komoditas teh dan karet.

Keberhasilan ini tak hanya menekan kerugian yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, tetapi juga menyumbang efisiensi hingga Rp310 miliar dibandingkan capaian tahun sebelumnya.

Untuk komoditas teh, terutama di wilayah Sumatera Utara, capaian ini menjadi tonggak penting karena merupakan laba pertama setelah lebih dari 25 tahun, atau sejak 1996.

“Ini adalah capaian luar biasa bagi teh, yang untuk pertama kalinya mencetak laba sejak 1996,” tambah Jatmiko.

Ia menegaskan, keberhasilan ini merupakan hasil dari berbagai inisiatif Turn Around yang dijalankan sejak pertengahan 2024 dan perlu dipertahankan secara konsisten.

Beberapa strategi utama PalmCo dalam transformasi komoditas non-core meliputi:

  • Smart production strategy melalui penataan kebun, efisiensi tenaga kerja, dan rasionalisasi aktivitas panen.
  • Peningkatan mutu produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
  • Cost reduction program untuk efisiensi biaya operasional.
  • Peningkatan nilai tambah melalui kepatuhan terhadap regulasi seperti EU Deforestation Regulation.

“Pendekatan efisiensi biaya tanpa mengorbankan mutu dan produktivitas terbukti berhasil mencetak tonggak sejarah laba. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana menjaga keberlanjutan kinerja ini,” jelasnya.

Hingga pertengahan Triwulan II 2025, performa PalmCo masih menunjukkan tren positif. Hingga Mei 2025, baik komoditas karet maupun teh secara konsolidasi masih mencatat kinerja yang sehat, dengan cash cost yang terkendali dan pencapaian operasional sesuai target.

Namun, Jatmiko mengingatkan bahwa tantangan ke depan tetap berat, yaitu memastikan seluruh unit kebun dan pabrik teh dan karet mencapai target, baik dari sisi produksi maupun keuangan.

“Jika disparitas antarunit bisa diminimalisir, maka karet dan teh tidak hanya akan pulih, tetapi juga tumbuh dan berkelanjutan,” tutup Jatmiko. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP