AGRICOM, MALANG – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan bahwa keberhasilan sektor pertanian sangat ditentukan oleh tiga faktor utama: tersedianya benih unggul, udara dan pupuk yang memadai, serta harga panen yang menguntungkan. Dari ketiga faktor tersebut, pemilihan benih unggul menjadi kunci karena berpengaruh langsung terhadap produktivitas.
“Kalau benihnya salah, hasil panen bisa turun hingga 30%. Sebaliknya, jika menggunakan benih unggul dan berstandar, dengan perlakuan yang sama, produktivitas bisa naik 20–30%,” ujar Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, usai menghadiri panen raya jagung di Desa Rembun, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Rabu (6/8/2025).
BACA JUGA:
- Indonesia–Peru Rayakan 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Perkuat Kerja Sama Pangan dan Perdagangan
Panen raya ini merupakan hasil program kolaboratif antara Polres Malang, kelompok tani, Forkopimda, dan sektor swasta, dengan total lahan hampir 200 hektare yang dikelola oleh 354 petani.
Sudaryono menjelaskan, meskipun nilai investasi benih relatif kecil dibandingkan pupuk atau sarana produksi lainnya, dampaknya sangat besar terhadap hasil panen. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong penelitian dan pengembangan teknologi melalui kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta seperti Syngenta.
“Syngenta ini bukan sekedar merek, tapi jaminan mutu. Penangkar yang dibina secara profesional mampu menghasilkan benih unggul sesuai standar, dan itulah yang kami distribusikan ke seluruh Indonesia,” tegas Mas Dar, yang juga putra petani asal Grobogan, Jawa Tengah.
Ia menambahkan, Kementan saat ini sedang memfinalisasi anggaran pengadaan benih standar melalui Kementerian Keuangan. Dalam satu hingga dua minggu ke depan, benih unggul tersebut akan mulai didistribusikan secara gratis kepada petani jagung di seluruh Indonesia.
“Kami ingin memastikan pada musim tanam berikutnya, petani jagung mendapatkan benih terbaik tanpa biaya. Ini bentuk nyata keberpihakan negara kepada petani,” ujarnya.
Sementara itu, Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Pol. Dedi Prasetyo, menjelaskan bahwa panen kali ini adalah panen jagung khusus untuk benih, bukan untuk dikonsumsi.
“Hari ini kita panen benih jagung di Kecamatan Dampit, hasil kerja sama dengan Syngenta. Panen ini istimewa karena kualitasnya sangat baik dan ekonomis menguntungkan. Jagung jenis ini tidak perlu dipipil atau dikeringkan, dan harganya relatif tinggi,” kata Dedi.
Apalagi menurut Dedi, bonggol jagungnya saja dihargai Rp8.000 per buah. “Semoga ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di sektor jagung,” tutupnya. (A3)