Agricom.id, JAKARTA – Hingga saat ini industri teh nasional menghadapi kondisi yang mengkhawatirkan, lantaran areal produksi diperkirakan terus melorot 3000 ha per tahun, disusul produktivitas yang juga terus anjlok. Akhirnya industri teh yang sempat menjadi primadodan pada ratusan tahun silam mesti segera dicarikan solusi cepat, bila tidak teh Indonesia bakal hanya menjadi kenangan.
Lantas, apakah industri teh nasional perlu diselamatkan? kata Ketua Umum Dewan Teh Indonesia, Rachmad Gunadi, industri teh nasional perlu segera disehatkan kembali, berikut beberapa alasan industri mesti diselamatkan.
Pertama, komoditas teh bisa dianggap juga sebagai pohon konservasi sumberdaya lahan, lantaran karakteristik pohon teh yang mengikat tanah. Kedua kata Rachmad, komoditas teh telah menjadi hajat hidup orang banyak.
“Lantaran pengembangan perkebunan teh menjadi salah satu komoditas yang padat karya (butu pekerja banyak), serta melibatkan petani,” kata Rachmad dalam FGD Teh bertema Strategi Pengembangan Agribisnis Teh Dalam Rangka Peningkatan Ekspor 4 Kali,” di Gedung PIA, Kementan, yang dihadiri Agricom.id, Kamis (27/2/2020).
Ketiga, teh merupakan komoditas yang sudah dikenal secara mendunia, keempat, kemampuan menggenerate income yang ”luminntu”. Lantas kelima, teknik dan teknologi produksi yang sudah dikuasai, keenam, premium teh dalam negeri yang masib terus bertumbuh. “Serta ketujuh, potensi produktivitas yan masih terus dapat ditingkatkan,” tandas Rachmad. (A2)