Harga CPO KPBN Inacom Naik Tipis pada Jumat (24/10), Bursa Malaysia Justru Melemah


AGRICOM, JAKARTA –   Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali naik pada Jumat, 24 Oktober 2025. Tercatat di Indonesia Commodity Market (Inacom) atau PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), harga CPO Franco Dumai tercatat Rp14.500/kg, naik Rp92 atau sekitar 0,64% dibandingkan harga tertinggi sehari sebelumnya yang mencapai Rp14.408/kg.

Sementara di Talang Duku harga CPO ditutup sebesar Rp14.300/kg, di Teluk Bayur Rp14.370/kg.

BACA JUGA: 

- Harga CPO KPBN Inacom Kamis (23/10) Turun, Bursa Berjangka Malaysia Melemah Empat Hari Berturut-turut

- Harga Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, Mentan Amran: Langkah Bersejarah di Era Presiden Prabowo

Kenaikan harga di dalam negeri justru berbanding terbalik dengan pergerakan di Bursa Malaysia Derivatives Exchange. Mengutip laporan Reuters , harga CPO kontrak acuan pengiriman Januari 2026 ditutup turun RM51 per ton atau sekitar 1,14%, menjadi RM4.420 per metrik ton (setara US$1.046,40). Secara mingguan, harga CPO di bursa tersebut sudah merosot dua pekan berturut-turut, dengan total penurunan 2,06%.

Pasar CPO global disebut masih bergerak dalam kisaran sempit. Para pelaku pasar menunggu arah baru dari faktor eksternal seperti kebijakan ekspor india, permintaan dari India dan China, serta pergerakan harga minyak nabati lainnya.

BACA JUGA:  Mentan Amran Ancam Cabut Izin Distributor dan Pengecer Pupuk di Atas HET

Di bursa Dalian, kontrak soyoil turun tipis 0,15%, sementara minyak sawit naik tipis 0,09%. Di Chicago Board of Trade (CBOT), harga soyoil juga tercatat melemah 0,35%. Pergerakan harga ini wajar, karena minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak nabati lainnya saling bersaing di pasar global.

Untuk produk turunan lainnya, CPKO (Crude Palm Kernel Oil) Loco Lampung tercatat Rp27.946/kg dengan penawaran tertinggi Rp26.200/kg.

Secara keseluruhan, pasar sawit akhir pekan ini menunjukkan arah yang berlawanan: harga domestik masih menguat, sementara bursa luar negeri masih lesu. Pelaku industri kini menanti faktor baru yang dapat menggerakkan harga lebih signifikan pada pekan depan. (A3)

Sumber: InfoSAWIT

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP