AGRICOM, MALAYSIA - Pasar minyak sawit Malaysia berakhir di zona merah pada perdagangan Senin (15/12/2025). Tekanan datang dari melemahnya harga minyak nabati di Bursa Dalian, China, serta apresiasi nilai tukar ringgit yang membatasi ruang penguatan harga.
Berdasarkan laporan Reuters, Kontrak referensi CPO untuk pengiriman Februari 2026 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange tercatat turun RM 12 per ton atau sekitar 0,3%, dan ditutup di level RM 4.006 per ton.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Senin (15/12), Belawan dan Dumai Turun Rp 50 per Kg
Pelaku pasar di Kuala Lumpur menilai pergerakan harga masih cenderung sideways. Menurutnya, kontrak berjangka CPO belum keluar dari rentang RM 4.000–RM 4.100 per ton, seiring sentimen negatif dari pasar Dalian dan penguatan mata uang domestik Malaysia.
Di pasar komoditas China, kontrak soyoil dengan volume transaksi tertinggi turun 0,95%, sementara kontrak minyak sawit juga terkoreksi 0,96%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pergerakan di Amerika Serikat, di mana harga soyoil di Chicago Board of Trade justru menguat tipis 0,12%.
Tekanan pasar juga diperkuat oleh melemahnya kinerja ekspor. AmSpec Agri Malaysia melaporkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1–15 Desember mengalami penurunan 16,4% dibandingkan periode sebelumnya. Data Intertek Testing Services turut mengonfirmasi tren tersebut dengan mencatat kontraksi ekspor sebesar 15,9% pada periode yang sama. (A3)