Kementan memperkuat sistem e-RDKK untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran, sementara DPR mendorong petani di Aceh segera mengeksploitasi pupuk jelang musim tanam OKMAR. Foto: Humas Kementan
AGRICOM, BANDA ACEH – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat kebijakan penyaluran pupuk bersubsidi agar semakin tepat sasaran, mudah diakses, dan efektif mendukung peningkatan produksi pangan nasional.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen penuh menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani. “Pupuk bersubsidi harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh petani yang berhak. Pemerintah menjamin ketersediaannya dengan memperkuat sistem e-RDKK, sehingga perencanaan dan distribusi dapat berjalan lebih tepat dan transparan,” ujar Amran.
Menanganggapi hal tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI dari Daerah Pemilihan Aceh, TA Khalid, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Kementan. Ia menilai kebijakan tersebut sudah berada di jalur yang benar, namun penekanan pada pentingnya ketelitian dalam perencanaan kebutuhan pupuk karena akurasi data e-RDKK menjadi faktor penentu keberhasilan distribusi.
“Kebijakan subsidi pupuk ini sudah sangat baik. Namun pengawasan dan perencanaan harus terus ditingkatkan. Data e-RDKK wajib diinput sesuai kondisi di lapangan agar penyalurannya tepat sasaran,” tegas Khalid, Selasa (7/10/2025).
Ia juga mendorong seluruh pihak di Aceh untuk mengoptimalkan penyerapan subsidi pupuk, mengingat alokasi yang tersedia dipastikan cukup hingga Desember 2025. Menjelang musim tanam Oktober–Maret (OKMAR), Khalid mengimbau para petani segera memaafkan pupuk bersubsidi yang telah disiapkan pemerintah agar kebutuhan pemupukan terpenuhi tepat waktu dan tidak menghambat proses tanam.
“Pemerintahan Pak Prabowo sangat fokus pada ketahanan pangan. Saya ingin Aceh menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Oleh karena itu, koordinasi antar pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, kios, hingga kelompok tani harus berjalan baik. Jangan sampai pupuk tersisa, mari kita benahi bersama dari sisi administrasi dan pelaksanaan di lapangan,” tutupnya, dikutip Agricom.id dari laman Kementan.
BACA JUGA: Kementan-BSSN Perkuat Keamanan Siber untuk Transformasi Digital Pertanian Nasional
Ia menambahkan, Aceh memiliki potensi besar sebagai sentra produksi tanaman. Dengan dukungan sarana produksi yang cukup, pendampingan penyuluh, serta penyaluran pupuk yang tertib, daerah ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
“Saya bangga kepada petani Aceh yang terus bersemangat. Pemerintah pusat telah hadir melalui kebijakan subsidi pupuk ini, sekarang saatnya kita memastikan pelaksanaannya benar-benar dirasakan di tingkat petani,” lanjutnya.
Sementara itu, Sukri, seorang petani dari Desa Glee Gogo, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, mengaku dirinya sudah merasakan langsung kemudahan dalam pengampunan subsidi pupuk tahun ini.
"Saya rencana akan mulai tanam di awal November, akhir Oktober ini mulai olah lahan. Pupuk akan segera saya tebus. Alhamdulillah sekarang mudah, dan saya membeli dengan harga sesuai HET. Kuota saya juga aman dan sesuai dengan kebutuhan," ungkap Sukri.
Menurut Khalid, pengakuan seperti yang disampaikan Sukri menunjukkan bahwa kebijakan subsidi pupuk semakin membaik di lapangan. Ia berharap praktik yang baik tersebut bisa mencakup seluruh kabupaten di Aceh.
“Inilah yang kita harapkan petani mudah kekurangan pupuk, harga sesuai HET, dan ketersediaan memadai. Dengan sinergi dan kerja bersama, Aceh akan benar-benar menjadi lumbung pangan nasional,” tutupnya. (A3)