Konferensi Minyak Sawit Indonesia (IPOC) & Price Outlook 2026 akan diselenggarakan pada 12–14 November 2025 di Bali International Convention Center, The Westin Resort Nusa Dua. Foto: GAPKI
AGRICOM, JAKARTA - Industri sawit kembali menggelar panggung besar! Konferensi Minyak Sawit Indonesia (IPOC) dan Price Outlook 2026 akan kembali digelar pada 12–14 November 2025 di Bali International Convention Center, The Westin Resort Nusa Dua . Acara bergengsi tahunan ini diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan menjadi salah satu forum yang paling berpengaruh terhadap arah kebijakan dan masa depan industri kelapa sawit nasional maupun global.
Dengan tema “Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy, and Global Trade,” IPOC 2025 akan menjadi ruang strategi bagi pelaku industri untuk memahami dinamika perdagangan global, kebijakan biofuel, hingga tata kelola berkelanjutan. Tak kalah menariknya, sesi Outlook 2026 juga akan memproyeksikan arah harga dan tren pasar minyak nabati dunia yang berpotensi mempengaruhi perekonomian Indonesia dan industri global.
Ketua Umum GAPKI Eddy Martono menegaskan, penyelenggaraan IPOC 2025 merupakan momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi dinamika global.
BACA JUGA:
- Wamentan Sudaryono: Kolaborasi dan Teknologi Kunci Pertanian 5.0
- Harga CPO KPBN Inacom Naik, Bursa Malaysia Juga Ditutup Menguat Pada Senin (10/11)
“IPOC merupakan forum strategis untuk membahas arah industri kelapa sawit ke depan, khususnya upaya yang dapat dilakukan pelaku industri dalam mendorong produktivitas di tengah beragam peluang dan tantangan domestik maupun global,” ujar Eddy dalam konferensi pada Selasa (28/10/2025).
Deretan pembicara kelas dunia siap berbagi wawasan di ajang ini.
Beberapa di antaranya: Thomas Mielke , Direktur Eksekutif Oil World , akan memaparkan proyeksi harga dan tren pasar minyak nabati global. Julian McGill , pendiri Glenauk Economics , akan memaparkan dinamika makroekonomi yang mempengaruhi pergerakan komoditas dunia. Ryan Chen dari Cargill Investments China akan menjelaskan prospek ekonomi Tiongkok dan dampaknya terhadap permintaan minyak sawit. Satia Varqa dari FastMarkets akan membagikan strategi menghadapi pasar global. Dorab Mistry dari Godrej International Ltd. akan hadir kembali dengan analisis tajam mengenai proyeksi harga minyak nabati tahun depan. Pietro Paganini , pakar komunikasi dan kebijakan publik internasional, akan menyoroti strategi industri dalam menghadapi isu kemiskinan dan tantangan regulasi global.
Tak hanya itu, Eddy Abdurrachman dan Andri Hadi, akan membahas arah kebijakan sawit Indonesia dan upaya diplomasi di tingkat internasional. Sementara Dr. M. Fadhil Hasan dan Oscar Tjakra akan memberikan perspektif strategi tentang rantai pasok, kebijakan energi, serta prospek investasi jangka panjang di sektor minyak nabati.
Dengan rangkaian diskusi yang menarik dan berpengaruh, IPOC 2025 tidak hanya menjadi tempat bertukar gagasan, tetapi juga wadah membangun jejaring bisnis global dan memperkuat posisi sawit Indonesia di pasar dunia.
BACA JUGA:
Keterlibatan Pemerintah dan Jejaring Bisnis Global di IPOC 2025
Kehadiran pemerintah menjadi bagian penting dalam IPOC 2025, dengan sejumlah pejabat tinggi hadir, antara lain Menteri PPN/Bappenas Rachmat Pambudy, Wamenlu Arif Havas Oegroseno, Wamentan Sudaryono, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Mereka akan membahas peta jalan industri sawit menuju Indonesia Emas 2045, termasuk dampak kebijakan tarif AS, penerapan EUDR, dan rencana peningkatan biodiesel B50 sebagai komitmen transisi energi hijau.
Selain konferensi utama, IPOC 2025 juga akan menghadirkan pameran industri sawit yang menampilkan inovasi, teknologi, dan produk dari hulu hingga hilir. Ketua Panitia Mona Surya berharap acara ini menjadi forum produktif dan inklusif bagi seluruh pemangku kepentingan industri sawit nasional.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi, IPOC 2025 diperkirakan akan menghadirkan lebih dari 1.500 peserta dari kalangan pelaku usaha, investor, analis, dan pembuat kebijakan global. “IPOC bukan sekedar konferensi, tetapi strategi investasi untuk memahami masa depan dan membangun kemitraan dalam menghadapi kompleksitas industri sawit dunia,” ujar Mona.
Jangan lewatkan!
Segera daftarkan diri Anda dan ikuti berita terkini kegiatan IPOC 2025 di Agricomcom.id (A3)