Direktur Sustainability Astra Agro, Dr. Bandung Sahari, saat mewakili Astra International sebagai pembicara pada ajang bergengsi Conference of the Parties ke-30 (COP30) di Belem, Brasil, 13 November 2025. Foto: Astra Agro/Agricom
AGRICOM, BRASIL — PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) kembali menegaskan komitmennya untuk terus bergerak menuju operasional yang lebih hijau dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Sustainability Astra Agro, Dr. Bandung Sahari , saat mewakili Astra International sebagai pembicara pada ajang bergengsi Conference of the Parties ke-30 (COP30) di Belem, Brasil, 13 November 2025.
Di forum iklim terbesar dunia itu, Bandung menekankan tiga pilar utama keberlanjutan Astra Agro: digitalisasi , solusi berbasis alam , dan teknologi hijau . Ketiganya dianggap memastikan fondasi menjadi penting untuk menekan emisi sekaligus operasional yang efisien dan ramah lingkungan.
BACA JUGA:
- Astra Agro Kenalkan Transformasi Digital Perkebunan Sawit kepada Mahasiswa IPB
- Hackathon Sawit Nasional 2025: Anak Muda Jadi Motor Inovasi Digital Industri Sawit
Aksi Nyata: Dari Machine Learning hingga Pembasahan Gambut
Pada sesi CEO Talks , Astra Agro memaparkan beragam terobosan yang sudah berjalan di lapangan. Di sektor digital, perusahaan memanfaatkan pembelajaran mesin , sensor, dan citra satelit untuk meningkatkan efisiensi perkebunan. Teknologi ini membantu menjaga kesehatan tanaman, kondisi tanah, kebutuhan pupuk, hingga deteksi dini titik panas melalui platform Firespot .
Teknologi drone juga ikut berperan, terutama untuk mendukung proses penanaman kembali agar lebih presisi dan hemat waktu.
Di sisi lain, Astra Agro terus memperkuat program hijau, termasuk: Pembasahan lahan gambut untuk menekan emisi karbon dan mencegah kebakaran. Penangkapan gas metana dari limbah cair pabrik sawit (POME) yang kemudian diolah menjadi biogas atau biometana, dan Solusi berbasis alam untuk menjaga lanskap dan keanekaragaman hayati.
“Lahan gambut yang kering adalah “bom waktu” emisi, sehingga penyekatan kanal untuk menjaga kelembaban gambut menjadi langkah penting dalam mitigasi iklim,” katanya dalam keterangan yang diterima Agricom.id .
BACA JUGA:
- IPOC 2025, Menteri Rachmat Pambudy: Sawit Adalah Jembatan Persahabatan dan Kemanusiaan
- IPOC 2025: Pietro Paganini Soroti Peran Persepsi Publik dalam Masa Depan Industri Sawit
Limbah Jadi Energi Bersih
Pemanfaatan limbah cair POME menjadi salah satu cerita sukses Astra Agro di arena COP30. Melalui teknologi penangkapan metana , emisi yang biasanya terlepas ke udara kini diubah menjadi energi terbarukan.
Biogas hasil olahan ini bisa digunakan untuk memasak, pembangkit listrik, industri, bahkan berpotensi menjadi bahan baku hidrogen hijau , energi masa depan rendah karbon. Selain itu, residu POME juga diolah menjadi pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Keberlanjutan Jadi Strategi Bisnis
Menurut Bandung, transformasi digital dan hijau bukan hanya sekedar program lingkungan, tetapi strategi besar perusahaan untuk menjaga produktivitas jangka panjang. Langkah ini terbukti mendukung efisiensi dan memperkuat ketahanan bisnis agribisnis Astra Agro.
Kehadiran Astra Agro di COP30 pun menjadi bukti bahwa perusahaan tidak hanya mengikuti tren global, namun turut mendorong aksi melalui kontribusi nyata di lapangan.
Capaian Nyata Bikin Optimis
Sejak 2022, Astra Agro telah memiliki roadmap keinginan melalui Astra Agro Sustainability Aspirations yang berisi 12 inisiatif menuju target 2030. Hasil sementara hingga 2024 menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan: Penurunan emisi gas rumah kaca (scope 1 & 2) sebesar 15,14% dari baseline 2019, Peningkatan porsi energi terbarukan hingga 92,17%, dan Pengelolaan padat dengan tingkat daur ulang & recovery mencapai 100%.
Dengan raihan ini, Astra Agro semakin percaya diri untuk terus memperluas kontribusinya dalam mendorong masa depan rendah emisi, selaras dengan ambisi global menuju Net Zero. (A3)