GAPKI: Produksi Sawit Anjlok 22%, Ekspor Turun Tajam di September 2025


AGRICOM, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan penurunan tajam pada kinerja industri sawit nasional sepanjang September 2025. Baik produksi, konsumsi domestik, maupun ekspor tercatat merosot signifikan, sejalan dengan melemahnya permintaan global dan penyesuaian pasokan di dalam negeri.

Menurut GAPKI, produksi minyak sawit mentah (CPO) pada September hanya mencapai 3,93 juta ton , turun 22,32% dari Agustus yang mencapai 5,06 juta ton. Produksi minyak inti sawit (PKO) juga ikut melemah dari 481 ribu ton menjadi 366 ribu ton .

“Meski demikian, secara tahunan (YoY) Januari–September, total produksi CPO dan PKO 2025 justru meningkat 11,30% menjadi 43,33 juta ton , lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 38,94 juta ton,” kata Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono , dalam keterangan tertulis yang diperoleh Agricom.id.

BACA JUGA: 

- Harga TBS Sawit Swadaya Riau Naik, Sentuh Rp 3.412 per Kg untuk Periode 26 November – 2 Desember 2025

- Harga TBS Jambi Menguat, Naik Rp 9,15 per Kg Jelang Awal Desember 2025

 

Konsumsi Domestik Turun, Biodiesel Melemah

Konsumsi dalam negeri juga mengalami koreksi dari 2,10 juta ton pada Agustus menjadi 2,05 juta ton pada September.

Penurunan paling besar terjadi pada segmen biodiesel yang turun 3,69% menjadi 1,07 juta ton. Konsumsi pangan ikut melemah 1,61% menjadi 793 ribu ton, sementara konsumsi oleokimia justru naik 3,83% menjadi 190 ribu ton.

 

Ekspor Jatuh 36%, Pengiriman ke India Paling Tertekan

Tekanan terbesar datang dari sektor ekspor. Total ekspor sawit September hanya mencapai 2,20 juta ton, naik 36,65% dibandingkan Agustus yang mencapai 3,47 juta ton.

Produk yang paling terdampak adalah minyak sawit olahan yang turun menjadi 1,57 juta ton (–32,86%), kemudian minyak sawit mentah (CPO) turun menjadi 91 ribu ton (–81,58%), dan Oleokimia turun menjadi 93 ribu ton (–53,27%).

Penurunan terbesar berasal dari pasar utama seperti India (–409 ribu ton), China (–212 ribu ton), Malaysia (–144 ribu ton), Afrika (–143 ribu ton), Pakistan (–123 ribu ton), Amerika Serikat (–73 ribu ton), Uni Eropa (–50 ribu ton), Bangladesh (–26 ribu ton), dan Timur Tengah (–24 ribu ton). Satu-satunya kenaikan terjadi pada ekspor ke Rusia sebesar 18 ribu ton.

Nilai ekspor pun ikut terkoreksi dari US$ 3,82 miliar menjadi US$ 2,53 miliar atau turun 33,80%. Namun secara YoY, nilai ekspor Januari–September 2025 tetap meningkat 39,85% menjadi US$ 27,31 miliar, didukung harga rata-rata CPO global yang lebih tinggi, yakni US$ 1.210/ton CIF Rotterdam, dibandingkan tahun lalu US$ 1.020/ton.

 

Stok Akhir Bulan Naik

Dengan stok awal September sebesar 2,54 juta ton , produksi yang melemah, konsumsi dalam negeri yang turun, serta ekspor yang turun, stok akhir bulan justru naik menjadi 2,59 juta ton . (A3)

Sumber: Siaran Pers Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP