Harga CPO Bursa Malaysia Selasa (16/12) Tertekan, Turun di Bawah RM 4.000 per Ton

Harga CPO Bursa Malaysia Selasa (16/12) Tertekan, Turun di Bawah RM 4.000 per Ton
Agricom.id

17 December 2025 , 16:15 WIB

Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia melemah ke level terendah hampir tiga pekan, tertekan penurunan harga minyak kedelai global serta merosotnya kinerja ekspor Malaysia pada paruh pertama Desember. Foto: Sawit Fest 2021/ Yorri Farli

 

AGRICOM, KUALA LUMPUR — Pasar minyak nabati global kembali bergerak melemah seiring tekanan dari sisi permintaan dan harga komoditas pesaing. Minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia ikut terseret turun, dipengaruhi koreksi harga minyak kedelai dunia dan sinyal perlambatan ekspor, yang mendorong pelaku pasar bersikap lebih berhati-hati menjelang akhir tahun.

Mengutip dari Bloomberg, harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia kembali berada di bawah tekanan dan turun menembus level RM 4.000 per ton. Harga tersebut menjadi yang terendah dalam hampir tiga pekan terakhir, seiring melemahnya harga minyak kedelai di pasar global serta kinerja ekspor Malaysia yang kurang menggembirakan pada paruh pertama Desember.

BACA JUGA: 

- Perdagangan CPO Bursa Malaysia Melemah, Tertekan Dalian dan Penguatan Ringgit

- Harga CPO KPBN Inacom Selasa (16/12) Turun Tipis, Franco Dumai Melemah Rp 35 per Kg

Tekanan terbesar datang dari minyak kedelai yang merupakan pesaing utama minyak sawit, baik di sektor pangan maupun energi. Pada perdagangan Senin, harga minyak kedelai ditutup melemah 1,2 persen, memperpanjang tren penurunan selama tiga hari berturut-turut. Sejalan dengan itu, harga biji kedelai juga terkoreksi hingga 0,9 persen dan menyentuh posisi terendah dalam lebih dari enam pekan.

Pelaku pasar saat ini masih bersikap hati-hati sambil mencermati arah permintaan dari Tiongkok. Perhatian tertuju pada komitmen Beijing untuk membeli sekitar 12 juta ton kedelai asal Amerika Serikat hingga akhir tahun. Ketidakpastian terkait realisasi target pembelian tersebut membuat pergerakan pasar minyak nabati cenderung tertahan dan bergerak melemah.

Dari sisi fundamental, harga minyak sawit juga tertekan oleh lemahnya permintaan fisik. Data Intertek Testing Services mencatat ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1–15 Desember turun sekitar 16 persen dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Penurunan ini memperkuat sentimen negatif di pasar, mengingat Malaysia merupakan salah satu produsen sekaligus eksportir minyak sawit terbesar di dunia. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP