IPOC 2025 Pecahkan Rekor Peserta, Mona Surya: Antusiasme Luar Biasa


AGRICOM, BALI – Konferensi Kelapa Sawit Indonesia (IPOC) kembali mencatat sejarah baru dalam konferensi tahunan industri sawit nasional. Ajang yang digagas oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) ini tidak hanya menjadi barometer kebijakan dan arah industri sawit nasional maupun global, tetapi juga ditetapkan sebagai forum strategi yang paling berpengaruh di sektor ini.

“Antusiasme untuk acara tahun ini sungguh luar biasa,” ujar Ketua Panitia IPOC ke-21, Mona Surya .

Menurutnya, tahun ini menjadi momentum bersejarah dengan meningkatnya partisipasi pelaku industri dari berbagai negara. Sebanyak 38 perusahaan terkemuka tercatat sebagai sponsor, sementara 113 stan pameran telah terisi penuh, menampilkan beragam inovasi dan teknologi terbaru di sektor kelapa sawit.

BACA JUGA: 

- IPOC 2025 Siap Digelar pada 12–14 November 2025: Bahas Arah Industri Sawit Dunia dan Outlook Harga 2026

- Hackathon Sawit Nasional 2025: Anak Muda Jadi Motor Inovasi Digital Industri Sawit

Lebih dari itu, rekor jumlah peserta baru juga tercipta. IPOC 2025 berhasil menarik 1.545 peserta dari 26 negara, menyelenggarakan konferensi dengan tingkat partisipasi tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraan IPOC. Capaian ini, kata Mona, menunjukkan vitalitas dan daya tarik kuat industri sawit Indonesia di kancah global.

Selain menghadirkan diskusi dan sesi ilmiah, IPOC juga menjadi ajang penting untuk membangun jejaring bisnis. Seperti tahun-tahun sebelumnya, rangkaian kegiatan pendukung kembali digelar untuk memperkuat hubungan antar pelaku industri. Acara dibuka dengan turnamen golf persahabatan, dilanjutkan dengan cocktail talk , dan diakhiri dengan networking night yang menghadirkan hiburan. Semua kegiatan tersebut dirancang untuk menciptakan peluang strategi kolaborasi dan kemitraan.

Tahun ini, GAPKI mengusung tema “Menavigasi Kompleksitas, Mendorong Pertumbuhan: Tata Kelola, Kebijakan Biofuel, dan Perdagangan Global.” Menurut Mona, tema ini mencerminkan situasi terkini industri sawit yang tengah menghadapi tantangan global dengan kompleksitas yang semakin tinggi.

“Dunia industri sawit kini dihadapkan pada volatilitas harga, stagnasi produksi di sejumlah wilayah utama, serta hambatan perdagangan yang signifikan seperti regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR). Kebijakan nasional dan dinamika global tidak hanya menjadi latar belakang, tetapi juga kekuatan aktif yang membentuk operasional industri sawit kita,” jelasnya.

Meski menghadapi tantangan besar, Mona menegaskan bahwa peluang untuk tumbuh tetap terbuka luas. Agenda IPOC 2025 disusun secara cermat untuk menggali wawasan strategi dan solusi konkret bagi keberadaan industri sawit.

“Melalui forum ini, kami berharap akan lahir berbagai kajian mendalam mengenai kebijakan domestik, strategi memperkuat ketahanan industri, analisis terhadap penerapan EUDR, serta proyeksi pasar global dan harga minyak sawit di masa depan,” ujarnya.

IPOC ke-21 ini sekali lagi menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri minyak sawit dunia—sebuah sektor yang terus tumbuh, berinovasi, dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan global.

Jangan lewatkan! ikuti berita terkini kegiatan IPOC 2025 di Agricomcom.id (A3) 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP