Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan program desa ekspor menjadi salah satu fokus Kemendag dalam mendorong partisipasi masyarakat desa dalam perdagangan internasional. Foto: Istimewa
AGRICOM, JAKARTA — Pemerintah bersiap mendorong desa-desa potensial menembus pasar global. Kementerian Perdagangan telah mengidentifikasi desa yang akan dibina melalui program desa ekspor mulai 2026, dengan fokus pada peningkatan kualitas produk, manajemen usaha, dan akses pasar internasional.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai memetakan 741 desa yang akan dikembangkan melalui program desa ekspor yang dijadwalkan berjalan mulai 2026. Program ini dirancang untuk memperluas basis pelaku ekspor nasional agar tidak hanya terkonsentrasi di wilayah perkotaan.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan program desa ekspor menjadi salah satu fokus Kemendag dalam mendorong partisipasi masyarakat desa dalam perdagangan internasional. “Kami mengoptimalkan program desa ekspor. Saat ini sudah teridentifikasi 741 desa,” ujarnya, dikutip Agricom.id dari Antara, Rabu (17/12).
BACA JUGA:
- Gubernur Papua Optimistis Menuju Swasembada Beras Lewat Pengembangan Pertanian Terpadu
Ia menjelaskan, banyak produk desa sebenarnya memiliki kualitas dan keragaman komoditas yang kompetitif. Namun, berbagai kendala masih dihadapi, terutama terkait standarisasi produk, desain, serta manajemen usaha agar dapat menembus pasar ekspor.
“Banyak produk desa yang potensial, tetapi belum terstandarisasi,” katanya.
Melalui program desa ekspor, pemerintah akan menyiapkan berbagai dukungan, mulai dari pelatihan standarisasi produk, penguatan manajemen usaha, hingga pendampingan agar produk desa memenuhi persyaratan pasar internasional.
BACA JUGA: Harga CPO Bursa Malaysia Selasa (16/12) Tertekan, Turun di Bawah RM 4.000 per Ton
Budi menambahkan, pemetaan desa dilakukan bersama kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah, serta para pemangku kepentingan. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi komoditas unggulan sekaligus menilai kesiapan pelaku usaha di tingkat desa.
Desa-desa yang telah masuk dalam pemetaan akan diarahkan untuk mengikuti tahapan lanjutan, termasuk promosi dagang dan integrasi dengan program “Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bisa Ekspor”.
“Setelah dinyatakan siap ekspor, barulah desa-desa tersebut masuk ke program UMKM Bisa Ekspor,” ujarnya.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Selasa (16/12) Turun Tipis, Franco Dumai Melemah Rp 35 per Kg
Selain itu, Kemendag juga menyiapkan dukungan jejaring luar negeri melalui 46 atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) yang tersebar di 33 negara. Jejaring ini akan dimanfaatkan untuk membuka akses pasar, menjajaki calon pembeli, serta memfasilitasi promosi produk desa di pasar global.
Mendag menegaskan, program desa ekspor diharapkan mampu memperluas manfaat perdagangan internasional hingga ke daerah, sekaligus memperkuat kontribusi ekspor nasional secara berkelanjutan. (A3)