Harga CPO Bursa Malaysia Menguat Dua Hari Beruntun, Didorong Bargain Hunting dan Daya Saing terhadap Soyoil

Harga CPO Bursa Malaysia Menguat Dua Hari Beruntun, Didorong Bargain Hunting dan Daya Saing terhadap Soyoil
Agricom.id

19 December 2025 , 09:13 WIB

Harga CPO berjangka di Bursa Malaysia menguat dua sesi berturut-turut pada Kamis, didorong aksi bargain hunting serta meningkatnya daya saing minyak sawit dibandingkan minyak kedelai di pasar global. Foto: Agricom

 

AGRICOM, KUALA LUMPUR Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia kembali menguat untuk sesi kedua berturut-turut pada perdagangan Kamis 18 Desember 2025. Penguatan ini dipicu aksi beli saat harga melemah (bargain hunting) serta meningkatnya daya saing harga minyak sawit dibandingkan minyak nabati pesaing, khususnya minyak kedelai (soyoil).

Kontrak acuan CPO untuk pengiriman Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup menguat RM 13 per ton atau naik 0,33% ke level RM 3.979 per metrik ton, setara sekitar US$974,29. Kenaikan tersebut menandai sentimen positif pasar setelah sebelumnya harga sempat tertekan, seperti dilansir Reuters.

BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Kamis (18/12) Naik, Dumai Tembus Rp 14.250 per Kg

Dari pasar regional, pergerakan harga minyak nabati menunjukkan arah yang beragam. Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian tercatat melemah 0,38%, sementara kontrak minyak sawit di bursa yang sama justru menguat 0,46%, mempertegas peningkatan daya saing sawit di kawasan Asia.

Sementara itu, di pasar global, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) menguat 0,31%. Perbedaan arah pergerakan ini memberi ruang bagi minyak sawit untuk menarik minat beli, terutama ketika selisih harga dengan soyoil dinilai lebih kompetitif.

Pelaku pasar menilai, selama faktor pendukung seperti minat beli oportunistik dan keunggulan harga relatif terhadap minyak nabati lain bertahan, harga CPO berpotensi tetap mendapatkan penopang dalam jangka pendek, meski tetap mencermati dinamika pasokan, ekspor, serta pergerakan harga energi dan minyak nabati global. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP