Tertekan Minyak Nabati Pesaing, Harga CPO Bursa Malaysia Melemah Lebih 1% pada Jumat (19/12)

Tertekan Minyak Nabati Pesaing, Harga CPO Bursa Malaysia Melemah Lebih 1% pada Jumat (19/12)
Agricom.id

20 December 2025 , 00:58 WIB

Harga CPO berjangka di Bursa Malaysia melemah lebih dari 1% pada Jumat (19/12/2025), tertekan penurunan harga minyak nabati pesaing dan penguatan nilai tukar ringgit. Foto: Agricom

 

AGRICOM, KUALA LUMPUR Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia kembali melemah pada perdagangan Jumat (19/12/2025). Penurunan lebih dari 1 persen tersebut membuka peluang terjadinya pelemahan mingguan untuk pekan kedua berturut-turut, seiring tekanan dari harga minyak nabati pesaing dan penguatan nilai tukar ringgit.

Melemahnya harga minyak nabati global, khususnya minyak kedelai, membuat daya saing CPO tertekan di pasar internasional. Di sisi lain, penguatan ringgit Malaysia turut membebani minat beli, karena membuat harga sawit menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri, dilansir dari Reuters.

BACA JUGA: 

- Harga Tender CPO KPBN Inacom Jumat (19/12): Franco Dumai Turun, FOB Kalsel Masih WD

- Harga CPO Bursa Malaysia Menguat Dua Hari Beruntun, Didorong Bargain Hunting dan Daya Saing terhadap Soyoil

Kontrak acuan minyak sawit untuk pengiriman Maret 2026 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange tercatat turun RM 47 per ton atau 1,18 persen menjadi RM 3.933 per ton pada jeda perdagangan tengah hari. Secara akumulasi mingguan, kontrak tersebut telah melemah sekitar 0,92 persen.

Tekanan juga datang dari pergerakan pasar minyak nabati lainnya. Di Dalian Commodity Exchange, harga kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif tercatat turun 1,51 persen, sementara kontrak minyak sawit Dalian melemah 1,31 persen. Sebaliknya, harga soyoil di Chicago Board of Trade (CBOT) justru bergerak menguat tipis sebesar 0,04 persen.

Pelaku pasar menilai pergerakan harga CPO ke depan masih akan sangat dipengaruhi oleh dinamika minyak nabati pesaing, fluktuasi nilai tukar, serta arah permintaan global menjelang pergantian tahun. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP