Strategi Kementan Antisipasi Badai La Nina

Strategi Kementan Antisipasi Badai La Nina
Agricom.id

28 October 2020 , 06:35 WIB

Agricom.id, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengambil sejumlah kebijakan strategis untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak badai la nina yang mulai menerjang sebagian wilayah Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, ada tujuh stimulus kebijakan yang sudah diambil untuk mitigasi la nina, seperti, melakukan mapping di seluruh wilayah rawan banjir.

"Kami juga mengaplikasikan early warning system, memantau semua informasi yang ada di badan meteorology, klimatologi, dan geofisika (BMKG). Kita juga membentuk gerakan brigade banjir (satuan tugas organisme pengganggu tanaman dan dampak perubahan iklim (OPT-DPI)), brigade tanam, dan brigade panen," ujar Mentan di agriculture war room (AWR), Senin (26/10/2020) dalam keterangan tertulis yang diterima Agricom.id.

Menurut Mentan, pihaknya juga akan melakukan pompanisasi in-out dari sawah serta rehabilitasi jaringan irigasi tersier atau kuarter. Langkah ini perlu untuk mempersiapkan kemungkinan terendamnya sawah serta tanaman.

Mentan juga berharap, para petani segera menggunakan benih tahan genangan, seperti Inpara 1 sampai 10, Inpari 29, Inpari 30, Ciherang Sub 1, Inpari 42 Agritan, varietas unggul lokal, dan sejenisnya.

"Yang paling penting, lakukan klaim asuransi usaha tani padi bagi yang sudah mendaftar dan bantuan benih gratis bagi yang mengalami puso. Dan terakhir, perbaiki cara pascapanen dengan menggunakan dryer atau pengering dan rice milling unit (RMU)," katanya.

Mentan mengatakan, langkah tersebut diambil sesuai arahan Presiden Jokowi yang mengingatkan kepada segenap jajaran instansi terkait untuk mengantisipasi dampak la nina. Badai la nina dengan curah hujan tinggi bisa berdampak pada sektor pertanian, perikanan, perhubungan, dan lingkungan hidup.

Sebagai informasi, indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan, suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C, yang menjadi ambang batas kategori la nina. 

Perkembangan nilai anomali suhu permukaan laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0.6°C pada bulan Agustus, dan -0.9°C pada bulan September 2020. (A2)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP